Detik-Detik Runtuhnya Khilafah Islam Pada 3 Maret 1924 (2)
BANYAK peristiwa yang terjadi sebelum kejatuhan Khilafah secara rasmi pada 3 Maret 1924 M.
Peperangan Yunani-Turki
Peperangan
antara Yunani dan Mustafa Kemal Atartuk merupakan peperangan yang
telah lama diatur. Negara-negara Sekutu mendatangi Perdana Menteri
Yunani, Venizelos untuk mendukung mereka agar Yunani menjalankan misi
menjatuhkan Khilafah Islamiyyah. Dan Vinezelos setuju setelah mendapat
dorongan dari pemuka pemuka agamanya dengan beberapa syarat, diantaranya
penyerahan Kota Konstantinopel kepada Yunani jika mereka menang.
Atas
persetujuan ini, Perancis kemudian mengirim dua orang wakil ke Turki
untuk menawarkan Konsep Freemasonary kepada Turki dan bantuan dari
Perancis dalam bentuk peralatan perang yang cukup untuk 40,000 orang
tentara dan bala tentara dari Syria sebanyak 8,000 orang. Amerika dan
Italia ikut terlibat di dalam perdagangan senjata ini.
Pertempuran
Tentara Yunani dan Turki berlangsung beberapa kali dan akhirnya Yunani
dikalahkan oleh tentara Turki. Perang pertama pada tanggal 10 Juli
1920 menyebabkan mundurnya Tentara Turki. Pertempuran kedua pada 23
Agustus 1921 juga menyebabkan kekalahan buruk bagi Turki.
Namun
pada 13 September 1921, peperangan yang berlaku di Saqoria menunjukkan
kekuatan tentara Turki yang dipimpin oleh Mustafa Kemal Atartuk dengan
mengalahkan tentara Yunani. Kemenangan Turki ini memberikan kepercayaan
kepada kepimpinan Mustafa Kemal. Umat Islam mulai memberikan perhatian
kepadanya dan tidak lagi mempedulikan Khalifah. Sikap Umat Islam ini
sesuai dengan Konsep Freemason dan Barat untuk mengorbitkan nama Mustafa
Kemal Atartuk.
Muktamar Luzan I
Muktamar ini
diadakan pada tanggal 28 Oktober 1922 M. Muktamar ini mendatangkan
perwakilan Kerajaan Sementara Ankara, perwakilan Kerajaan Utsmaniyyah
serta negara-negara Sekutu. Undangan kepada perwakilan Kerajaan
Utsmaniyyah hanyalah sebagai rasa keadilan semata.
Dalam Muktamar
ini, tidak dibicarakan masalah kepentingan bersama, tetapi secara bulat
memutuskan bahwa Turki akan dibentuk menjadi sebuah negara Republik
dan kerajaan Utsmaniyyah dihapuskan.
Turki secara rasmi menjadi
sebuah negara Republik pada tanggal 17 November 1922 oleh Majelis
Kebangsaan Turki di Ankara. Akan tetapi, jabatan khalifah masih
dipertahankan, namun hanya mengurusi hal hal yang berkaitan dengan
agama saja.
Mukmatar Luzan II
Muktamar Luzan tidak
hanya berhenti sampai disitu, selanjutnya diadakan muktamar yang kedua
dengan beberapa rancangan sulit yang telah disampaikan oleh wakil
Mustafa Kemal Atartuk yaitu Esmet Inono dan wakil Negara-negara Sekutu
yaitu Lord Qiruzon. Rancangan sulit yang dibicarakan adalah:
- Mustafa Kemal Atartuk harus membebaskan Turki dari pengaruh Islam.
- Jabatan Khalifah harus dihapuskan.
- Gaya hidup Islam harus diganti dengan gaya hidup Barat yang bertentangan dengan ajaran Islam.
Perjanjian Esmut Inono dan Lord Qiruzon
Perjanjian
ini berlangsung lebih kurang delapan bulan setelah Muktamar Luzan II
diadakan. Perjanjian yang ditandatangani adalah : Turki harus
membebaskan Qobrus, Syam, Iraw, Al-Jazair, Tunis, Mesir dan Libya dari
pemerintahannya. Tujuannya jelas bahwa Inggris berniat memperluas
jajahannya setelah kejatuhan Khilafah Islamiyyah nanti.
Muktamar Luzan 1923 M
Muktamar Luzan 1923 M menetapkan beberapa syarat yang harus diterima oleh Turki. Syarat-syarat tersebut ialah:
- Penghapusan semua hal yang berkaitan dengan Islam dari Turki
Penghapusan Khalifah untuk selama-lamanya
- Mengeluarkan Khalifah, para pendukungnya dan Islam dari negeri – Turki, serta mengambil harta Khalifah
- Mengambil undang-undang sipil menggantikan undang-undang Turki yang lama
Pembubaran Khilafah Islamiyah 3 Maret 1924 M
Setelah
lama merancang secara teliti dan mengadakan kesepakatan – kesepakatan
rahasia, membawa masuk unsur-unsur negatif kepada kerajaan Utsmaniyyah,
serta pengaruh individu – individu yang bermuka dua terutama Mustafa
Kemal Atartuk sebagai dalang utama serta membawa harapan Barat. Mereka
melaksanakan impiannya untuk menghapuskan Khilafah Islamiyyah yang
menjadi nadi kekuatan umat Islam. Dan akhirnya pada 3 Maret 1924, secara
rasminya Khilafah Islamiyyah dibubarkan.
Pada tanggal ini juga Mustafa Kemal Atartuk dengan resmi telah melakukan beberapa perubahan drastik, di antaranya:
- Mengumumkan pemisahan agama dari pemerintahan negara
- Menutup mahkamah – mahkamah Syariah
- Menghapus jabatan Menteri Syariah dan Menteri Auqaf
- Mengusir Khalifah Abdul Majid II serta semua keluarganya dari Turki. [kombi]
Rasul Menyebutkan Zina Di Akhir Zaman Pada Saat Shalat Kusuf
By
Admin Islampos on April 5, 2013
“
Wahai
umat Muhammad, tidak ada yang lebih tersinggung (ghirah) melebihi
Allah ketika seorang hamba laki-laki dan perempuan berzina. Hai umat
Muhammad seandainya kalian mengetahui apa yang aku ketahui apa yang aku
ketahui niscaya kalian akan banyak menangis dan sedikit tertawa.”
KEMUDIAN, Rasulullah mengangkat kedua tangannya dan berkata, “Y
a Allah, apakah hal ini sudah aku sampaikan?” (HR. Bukhari dan Muslim)
Ada
rahasia yang penting dibalik penyebutan dosa besar zina pada saat
shalat kusuf. Yaitu maraknya perzinaan adalah tanda-tanda akan hancurnya
dunia dan semakin dekatnya hari kiamat, dan gerhana adalah satu satu
bentuk tanda kiamat.
Imam al Qurthubi dalam kitabnya
al-Mufhim Limaa Asykala min Talkhiishi Muslim, dalam mengomentari hadits Anas di atas, mengatakan:
“Dalam hadits ini terdapat tanda kenabian, yaitu beliau
shallallahu ‘alaihi wasallam
memberitahukan beberapa perkara yang akan terjadi, lalu secara khusus
telah terjadi pada zaman sekarang ini.” (Fathul Baari: 1/179)
Kalau
hal ini telah terjadi pada zaman imam al Qurthubi, maka pada zaman
kita sekarang ini lebih banyak lagi, mengingat semakin banyaknya
kebodohan terhadap dien dan semakin tersebarnya kerusakan di antara
manusia.
Pada akhir zaman banyak orang tidak malu-malu lagi
melakukan zina. Zina tidak lagi dianggap sebagai sesuatu yang hina dan
memalukan. Hal ini dikarenakan banyaknya tontonan zina dan banyaknya
orang yang berzina. Sehingga ketika seorang laki-laki ketahuan berzina
terasa tidak ada beban asal bertanggungjawab mau menikahi wanita
zinanya.
Wal ‘iyadl Billah!
Diriwayatkan dalam Shahih Bukhari, Abu Malik al Asy’ari bahwa dia mendengar Nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“
Sungguh ada dari umatku beberapa kaum yang menghalalkan (menganggap halal perzinahan, sutera, minuman keras, dan musik-musik.” (HR. Bukhari)
Makna
yastahilluuna
(menghalalkan), menurut Ibnul ‘Arabi adalah mereka meyakininya sebagai
sesuatu yang halal, sehingga mereka terus-menerus melakukannya tanpa
beban, seolah-olah menikmati sesuatu yang halal. (Disarikan dari ucapan
Ibnul ‘arabi dari Fathul Baari: 16/61 dari Maktabah Syamilah)
Diriwayatkan dari Abu Hurairah
radliyallah ‘anhu, dari Nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda: “
Demi
Allah yang diriku di tangan-Nya, tidaklah akan binasa umat ini
sehingga orang-orang lelaki menerkam wanita di tengah jalan (dan
menyetubuhinya) dan di antara mereka yang terbaik pada waktu itu
berkata, “alangkah baiknya kalau saya sembunyikan wanita ini di balik
dinding ini.” (HR. Abu Ya’la. Al Haitsami berkata, “perawi-perawinya shahih.” Lihat Majmu’ Zawaid: 7/331)
Dan
pada akhri zaman, setelah lenyapnya kaum muslimin, tinggallah orang
yang jelek yang seenaknya saja melakukan persetubuhan seperti keledai.
Diriwayatkan dari al-Nawwas
radliyallah ‘anhu:
“
Dan
ingatlah manusia-manusia yang buruk yang seenaknya saja melakukan
persetubuhan seperti keledai. Maka pada zaman mereka inilah kiamat akan
datang.” (HR. Muslim)
Gambaran semacam ini sudah nampak di
negeri kita, sebagaimana yang dilakukan para pelacur yang menjajakan
dirinya di pinggir-pinggir jalan, di beberapa tempat keramaian atau
taman kota, dan juga yang terjadi di pinggir-pinggir pantai, tempat
wisata. Tapi, jika dibandingkan di Barat mungkin belum lah separah di
sana. Namun, tidak menutup kemungkinan yang di Barat pun akan terjadi di
sini, sebagaimana fenomena akhir-akhir ini terjadi, sebagian orang
sudah berani merekam perbuatan bejatnya bersama wanita zinanya. Maka
mungkin saja, zina di jalan-jalan dapat terjadi.
Dari Abdullah bin Umar
radliyallah ‘anhuma, beliau berkata bahwa Rasulullah
shallallahu alaihi wasallam bersabda, “
Kiamat tidak akan terjadi sampai orang-orang bersetubuh di jalan-jalan seperti layaknya keledai.” Aku (Ibnu ‘Umar) berkata, “
Apa betul ini terjadi?”. Beliau lantas menjawab, “
Iya, ini sungguh akan terjadi.”
Ibnu Abbas
radliyallah ‘anhuma
berkata: “Mereka pada masa jahiliyah memandang zina yang lakukan
dengan sembunyi-sembunyi tidaklah mengapa. Namun, mereka memandang
buruk zina yang dilakukan dengan terang-terangan. Lalu Allah
mengharamkan zina yang dilakukan dengan sembunyi-sembunyi dan
terang-terangan.” (Dinukil dari Fathul Baari). []
Sistem Dajjal; Bagaimana Mengenyahkannya?
By
Admin Islampos on March 29, 2013
TIDAK
bisa dipungkiri bahwa kita sekarang ini hidup di zaman penuh
konspirasi yang selalu menyudutkan umat Islam. Ahmad Thomson—ulama asal
Inggris—menyebutnya sebagai sistem Dajjal. Apa itu sistem Dajjal?
Sistem Dajjal adalah sistem kepalsuan, seperti yang terjadi sekarang ini. Orang menyebutnya
The New World Order
(Tatanan Dunia Baru), meski kenyataannya malah tidak ada tatanan. Yang
disebut pejuang hak asasi manusia justru yang sebenarnya teroris.
Sedangkan mereka yang dituduh teroris justru sebenarnya orang yang mulia
di hadapan Allah.
Ketika tokoh Nazi Joseph Goebbels meninggal, para aparat menemukan buku
Propaganda
karya Edward Bernays di kamarnya. Bernays merupakan seorang Yahudi dan
mahir dalam menyitir pikiran orang. Kelihaiannya itu membuat ia naik
daun menjadi konsultan berbagai perusahaan besar Amerika.
Menurut
Sayyid Quthb, salah satu cara untuk mengenyahkan sistem Dajjal adalah
sebuah komitmen dalam diri umat muslim untuk menerima Islam sepenuhnya
atau tidak sama sekali. Sebab komitmen ini akan sangat menakutkan bagi
penampuk Sistem Dajjal.
Inilah juga yang pernah terjadi kepada
Sayyid Quthb. ‘Pembunuhan’ Sayyid Quthb adalah cara terakhir yang
dilakukan Barat karena tidak juga berhasil mengubah pola pikir Asy
Syahid meski sudah digoda berkali-kali, dengan jalan kekuasaan,
pendidikan, sampai wanita. Namun apa dampak dari itu semua? Semangat
militansi untuk kembali kepada Islam yang sesungguhnya menjadi sangat
besar pasca buku-buku Sayyid Quthb diterbitkan seusai kematiannya.
Oleh
karenanya, benturan Islam vis a vis Sistem Dajjal belum akan usai.
Islam akan terus dirongrong oleh media sistem Dajjal lewat berbagai
arah. Pertama, Islam akan disudutkan sebagai agama teroris dan bukan
bagian dari solusi. Kedua, Islam akan dilihat dari tindak-tanduk
keburukan akhlak yang diciptakan oleh oknum-oknum Islam itu sendiri.
Hal ini lah yang pernah disinggung Sayyid Quthb, ketika Barat tidak
fair dalam melihat Islam.
Ketika
Islam diperintahkan oleh Barat menyelesaikan masalah-masalah yang
justru diciptakan oleh Demokrasi, Sosialisme, dan Kapitalisme. Oleh
karenanya, dalam Bab
Ambil Islam Seluruhnya atau tidak sama sekali dalam
buku Dirosah Islamiyah-nya, Sayyid Quthb menulis, “Tetapi yang aneh
setelah itu, adalah bahwa Islam banyak sekali diminta pendapatnya
mengenai persoalan-persoalan itu. Islam diminta untuk mengemukakan
penyelesaiannya. Jadi tidak logis dan juga tidak adil, kalau dari suatu
sistem tertentu diminta menyelesaikan dari masalah-masalah yang tidak
ditimbulkannya sendiri, tetapi ditimbulkan oleh sistem lain yang berbeda
watak dan metodenya dari sistem itu.”
Atas tantangan Barat itu,
dengan pintarnya Sayyid Quthb membalas, “Laksanakan Islam sebagai
suatu keseluruhan dalam sistem hukum pemerintahan, dalam dasar
perundang-undangan, dan dalam prinsip-prinsip pendidikan. Baru setelah
itu kita dapat melihat apakah masalah-masalah yang ditanyakan itu masih
ada dalam masyarakat atau hilang dengan sendirinya.”
Akhirnya semua ini seperti lagu masonik The Beatles yang berjudul
Across the Universe,
dimana John Lennon berkata,“Nothing Gonna Changes My World.” Ya tidak
ada yang boleh mengubah Sistem Dajjal dan media mereka akan terus
bergerak sesuai tata kerjanya: penuh rekayasa dan manipulasi.
“Kita
harus berusaha agar opini umum tidak mengetahui permasalahan
sebenarnya. Kita harus menghambat segala yang mengetengahkan buah
pikiran yang benar. Hal itu bisa dilakukan dengan memuat berita lain
yang menarik di surat kabar. Agen-agen kita yang menangani sektor
penerbitan akan mampu mengumpulkan berita semacam itu.” Protokol of Zion
ke 13. [ponorogoweb]
Tanda-Tanda Kiamat Kubra
By
Admin Islampos on March 16, 2013
TANDA-tanda
kiamat Kubra (besar), sebagian ulama hanya membaginya dalam 9 tanda :
Munculnya Imam Mahdi, Turunnya nabi Isa as., Munculnya Dajjal,
Munculnya Ya’juj wa Ma’juj, Gempa bumi / tanah longsor di tiga wilayah,
Adanya kabut (dukhan), Terbitnya matahari dari barat, Keluarnya
binatang dari perut bumi dan Api yang mengumpulkan manusia.
Pada
prinsipnya tanda-tanda kiamat kubra ini memiliki waktu yang sangat
singkat dan proses kejadian begitu cepat. Bila salah satunya telah
terjadi, maka yang lainnya segera menyusul. Hal itu sebagaimana yang
disebutkan dalam hadits nabi shalallahu alaihi wa sallam :
”Keluarnya
tanda tanda hari kiamat itu adalah sebagian demi sebagian beruntun
seperti rangkaian marjan yang dirangkai dengan tali”. (HR. Al Haitsami / Lihat : Shahih Jami’ush shaghir 3:111 No. 3.222)
Tanda
tanda hari kiamat itu bagaikan marjan marjan yang dirangkai dengan
kawat. Bila kawat itu putus, maka yang sebagian mengikuti sebagiannya. (HR. Ahmad 12 :6-7 No. 7.040. shahih).
Sebagian
penulis mencoba untuk melakukan penertiban tanda tanda tersebut
berdasarkan dalil-dalil yang shahih. Dan tertib ini merupakan
kesepakatan para ulama atas dasar hadits-hadits tersebut dan logika. Di
antaranya apa yang dilakukan oleh Abdul Haq dalam kitabnya yang
berjudul :
“Hal Thaliban wal Qaeda Ashhabur Rayatis Suud ?”
- Tentara
Arab (Sufyani) dengan tindak kerusakannya di muka bumi (Syam, Irak dan
utara Jazirah Arab), dan di tengah-tengah peristiwa itu muncullah para
pembawa bendera hitam dari Khurasan untuk mendukung Al-Mahdi. Yang
tahu tentang kabar keluarnya Al-Mahdi ini adalah Sufyani, lalu ia
mengirim pasukan untuk memeranginya yang kemudian dibenamkan ke dalam
bumi.
- Munculnya Al-Mahdi dan kembalinya khilafah islamiyah sesuai dengan manhaj Nabi setelah para pemegang bendera hitam itu. memangku kekuasaan khilafah.
- Penaklukan Konstantinopel dan Roma (Roma ibukota Italia, dan lebih tepatnya lagi adalah Vatikan).
- Keluarnya Dajjal.
- Turunnya ‘Isa dari langit dan kemudian membunuh Dajjal.
- Keluarnya Ya’juj dan Ma’juj.
- ‘Isa Al-Masih menjadi penguasa di bumi beberapa tahun (dalam sebuah
hadits disebutkan tujuh tahun, dan dalam hadits lainnya disebutkan
empat puluh tahun).
Sementara itu M. Amin Jamaluddin membuat penertiban yang lebih
detil dalam kitabnya “huru-hara akhir jaman”, namun yang disayangkan
bahwa penertiban ini banyak mengacu kepada riwayat-riwayat lemah yang
sulit untuk dipertanggungjawabkan. Di bawah ini merupakan rangkaian
peristiwa akhir zaman sebagaimana yang diyakini oleh penulis buku Umur
Umat Islam.
- Invasi Irak Ke Kuwait
- Pengepungan dan Embargo Barat ke Irak
- Pengepungan Syam (Palestina)
- Munculnya Panji panji hitam dari timur / Khurasan
- Datangnya bendera bendera barat (Amerika) untuk menggempur Afghanistan (Ashhabu Rayatis Suud)*
- Perang Dunia ketiga (Armageddon?) *
- Surutnya Sungai Eufrat hingga menyibakkan gunung emas
- Kematian seorang Khalifah (di Saudi)
- Perebutan kekuasaan oleh tiga putra khalifah untuk mengusai Mekkah.
- Kejadian kejadian aneh di bulan Ramadhan berupa gerhana matahari
dan bulan, komet berekor dan suara ledakan dahsyat yang bisa didengar
oleh seluruh manusia*
- Huru hara, kekacauan dan malapetaka di bulan Syawal*
- Pertikaian dan konflik antar kabilah di bulan Dzul Qa’dah*
- Perampokan dan pembantaian jama’ah haji di bulan Dzul Hijjah. *
- Ditenggelamkannya pasukan arab (Sufyani ?) di Al Baida’ Madinah saat mengejar Al Mahdi.
- Penaklukan Al Mahdi atas Bani Kalb (Pendukung Sufyani)
- Penaklukan Al Mahdi atas seluruh Jazirah Arab.
- Penaklukan Persi / Iran (Syi’ah)
- Kekalahan sebagian orang orang Yahudi dan penaklukkan Israel
- Penaklukan Baitul Maqdis dan Pembebasan Masjidil Aqsha
- Malhamah Kubra di A’maq dan Dabiq (Damaskus)
- Penaklukan Cina dan Rusia (Khuz dan Kirman)
- Penaklukan India
- Penaklukan Konstantinopel (Turki Sekuler) oleh 70.000 Bani Ishaq
- Munculnya Dajjal dari Khurasan yang diikuti oleh 70.000 Yahudi Asbahan
- Turunnya Isa Al Masih di Menara Putih di timur Damaskus
- Terbunuhnya Dajjal dengan Pedang Isa Al Masih
- Perang habis habisan melawan seluruh Yahudi yang tersisa
- Datangnya Ya’juj wa Ma’juj
- Penaklukkan Roma (Italia)
- Wafatnya Al Mahdi
- Naiknya Al Qahthani menggantikan Al Mahdi
- Masa masa aman
- Wafatnya Isa Al Masih
- Terbitnya matahari dari barat
- Keluarnya binatang dari perut bumi yang dapat berbicara
- Keluarnya asap
- Datangnya angin lembut dari arah Yaman
- Penghancuran Ka’bah oleh Dzu Suwaiqatain dari Habasyah
- Kehancuran Madinah dan keluarnya seluruh manusia darinya
- Pembenaman bumi di Timur, di Barat dan di Tanah Arab
- Munculnya api yang menggiring manusia ke Mahsyar
- Berdirinya kiamat dan kehancuran alam semesta
Kapan Turunnya Nabi ISA AS?
By
Admin Islampos on January 28, 2013
KAJIAN
tentang kemunculan Al-Mahdi dan keluarnya Dajjal selalu beriringan
dengan pembahasan turunnya Nabi Isa as. Kedatangan Isa yang akan
memberikan dukungan terhadap Al Mahdi dan
Thaifah Manshurah yang
bersamanya, lalu memerangi Dajjal dan membunuhnya merupakan bagian dari
keimanan seorang muslim terhadap tanda-tanda kiamat kubra. Turunnya
Nabi Isa di akhir zaman adalah masalah akidah yang telah tetap berdasar
Al-Qur’an dan As-Sunnah Ash-Shahihah yang mencapai derajat mutawatir.
Dalil-dalil dari Al-Qur’an
Pertama, firman Allah Ta’ala:
Dan
sesungguhnya Isa itu benar-benar memberikan pengetahuan tentang hari
kiamat. Karena itu janganlah kamu ragu-ragu tentang kiamat itu dan
ikutilah Aku. Inilah jalan yang lurus.” (QS. Az Zukhruf [43]: 57-61).
Konteks
ayat-ayat ini bercerita tentang kisah Nabi Isa. Pada akhir rangkaian
ayat-ayat tersebut, Allah berfirman وَإِنَّهُ لَعِلْمٌ لِلسَّاعَةِ
Dan sesungguhnya Isa itu benar-benar memberikan pengetahuan tentang hari kiamat.
Maknanya adalah, turunnya Nabi Isa sebelum terjadinya kiamat kelak
merupakan pertanda bahwa terjadinya kiamat sudah sangat dekat. Makna ini
dikuatkan oleh qira’ah Ibnu Abbas, Mujahid dan sejumlah ulama tafsir
lainnya yang membaca ayat ini dengan mem
fathahkan huruf
‘ain dan
lam pada lafal
la-‘ilmun sehingga menjadi وَإِنَّهُ لَعَلَمٌ لِلسَّاعَةِ, yang maknanya adalah ‘
Dan
sesungguhnya Isa itu benar-benar merupakan salah satu tanda (dekatnya)
hari kiamat’. (Tafsir Ath-Thabari dan Tafsir Al-Qurthubi).
Kedua, firman Allah Ta’ala: “
Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
“Tidak ada seorang pun dari ahli kitab kecuali akan beriman kepadanya (Isa) sebelum kematiannya. Dan pada hari kiamat nanti Isa akan menjadi saksi terhadap mereka.” (QS. An-Nisa’ [4]: 157-159).
Ayat-ayat
dalam surat An-Nisa’ di atas menjelaskan bahwa orang-orang Yahudi
tidak mampu membunuh Nabi Isa, tidak pula mampu menyalibnya, karena
Nabi Isa telah diangkat oleh Allah Ta’ala ke langit lengkap dengan
jasad dan ruhnya. Nabi Isa tidak dibunuh dan tidak disalib, tetapi ada
orang yang diserupakan dengan Isa di mata mereka, dan orang itulah yang
mereka salib sebagaimana firman Allah Ta’ala:
Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya.
Makna
lafazh di dalam firman Allah بَلْ رَفَعَهُ اللَّهُ إِلَيْهِ mengandung
arti bahwa Allah telah mengangkat Isa lengkap dengan jasad dan ruhnya,
sehingga dengan demikian tercapai bantahan terhadap pengakuan
orang-orang Yahudi bahwa mereka telah membunuh dan menyalibnya, karena
pembunuhan dan penyaliban itu hanya terjadi pada jasad saja. Dalam hal
ini, pengangkatan ruhnya saja tidak cukup untuk membantah pengakuan
mereka itu. Karena yang disebut oleh Isa itu mencakup badan dan ruh,
sehingga tidak cukup dengan hanya menyebut salah satu dari kedua unsur
itu, kecuali ada bukti yang membenarkan, sedangkan di sini tidak ada
bukti seperti itu. Lagi pula, pengangkatan ruh dan jasadnya secara
keseluruhan itu sesuai dengan keperkasaan Allah Yang Maha Sempurna, dan
sesuai dengan hikmah, kemuliaan dan pertolongan yang diberikan Allah
kepada Rasul-Nya yang dikehendaki-Nya.
Dalil-Dalil dari As-Sunnah
Terdapat
banyak hadits shahih yang menjelaskan bahwa Nabi Isa belum wafat. Isa
diangkat oleh Allah ke langit —sebagaimana dijelaskan oleh ayat-ayat di
atas— dan kelak di akhir zaman akan turun kembali ke dunia untuk
memerangi Dajjal, menegakkan keadilan Islam, dan akhirnya wafat dan
dikebumikan di bumi layaknya manusia yang lain. Di antara hadits-hadits
tersebut adalah,
1. Rasulullah bersabda: “Tidak akan terjadi
kiamat sehingga turun kepada kalian Ibnu Maryam sebagai hakim yang adil,
ia mematahkan salib, membunuh babi, menghentikan jizyah dan
melimpahkan harta sehingga tidak ada seorang pun yang mau menerima
pemberian harta.” (HR. Bukhari: no. 2296).
2. Rasulullah bersabda: “Bagaimana keadaan kalian apabila
Ibnu Maryam turun di antara kalian sedangkan yang menjadi imam
(pemimpin) kalian berasal dari kalangan kalian sendiri?” (HR. Bukhari:
Kitabu ahaditsil anbiya’ no. 3193 dan Muslim: Kitabul iman no. 222,
223, 224).
3. Dari Jabir bin Abdullah ia berkata: Saya mendengar Nabi
bersabda: “Akan senantiasa ada di antara umatku satu kelompok yang
berperang di atas kebenaran, mereka senantiasa menang hingga hari
kiamat.” Beliau bersabda: “Lantas Isa ibnu Maryam turun, maka pemimpin
kelompok tersebut berkata, ‘Kemarilah, shalatlah sebagai imam kami!’
Maka Isa menjawab, “Tidak, sebagian kalian memimpin sebagian yang lain
sebagai penghormatan Allah terhadap umat ini.” (HR. Muslim: Kitabul
iman no. 225).
Bagaimana dan kapan Nabi Isa turun ke Bumi ?
Setelah
Dajjal muncul dan melakukan perusakan dan penghancuran di muka bumi,
Allah mengutus Isa ‘alaihissalam untuk turun ke bumi turun di menara
putih di timur Damsyiq, Siria. Beliau mengenakan dua buah pakaian yang
dicelup dengan waras dan za’faran; beliau taruh kedua telapak tangan
beliau di sayap dua orang Malaikat. Bila beliau menundukkan kepala,
meneteslah / menurunlah rambutnya, dan bila diangkat kelihatan landai
seperti mutiara. Dan tidak ada orang kafir yang mencium nafasnya kecuali
akan mati, dan nafasnya itu sejauh pandangan matanya.
Beliau
akan turun pada kelompok yang diberi pertolongan oleh Allah yang
berperang untuk menegakkan kebenaran dan bersatu-padu menghadapi
Dajjal. Nabi Isa as. turun pada waktu sedang diiqamati shalat, lantas
beliau shalat di belakang pemimpin kelompok itu. Rasulullah shallallahu
alaihi wa sallam bersabda:
“Ketika Allah telah mengutus
al-Masih Ibnu Maryam, maka turunlah ia di menara putih di sebelah timur
Damsyiq dengan mengenakan dua buah pakaian yang dicelup dengan waras
dan za’faran, dan kedua telapak tangannya diletakkannya di sayap dua
Malaikat; bila ia menundukkan kepala maka menurunlah rambutnya, dan
jika diangkatnya kelihatan landai seperti mutiara. Maka tidak ada orang
kafirpun yang mencium nafasnya kecualipasti meninggal dunia, padahal
nafasnya itu sejauh mata memandang. Lain Isa mencari Dajjal hingga
menjumpainya dipintu Lud, lantas dibunuhnya Dajjal. Kemudian Isa datang
kepada suatu kaum yang telah dilindungi oleh Allah dari Dajjal, lalu
Isa mengusap wajah mereka dan memberi tahu mereka tentang derajat
mereka di surga.” ((Shahih Muslim, Kitab al-Fitan wa Asyrathis Sa ‘ah,
Bab DzikrAd-Dajjal 18: 67-68).
Ibnu Katsir berkata, “Inilah yang termasyhur
mengenai tempat turunnya Isa, yaitu di menara putih bagian timur
Damsyiq. Dan dalam beberapa kitab saya baca beliau turun di menara
putih sebelah timur masjid Jami’ Damsyiq, dan ini rupanya pendapat yang
lebih terpelihara. Karena di Damsyiq tidak dikenal ada menara di
bagian timur selain di sebelah Masjid Jami’ Umawi di Damsyiq sebelah
timur. Inilah pendapat yang lebih sesuai karena beliau turun ketika
sedang dibacakan iqamat untuk shalat, lalu imam kaum Muslimin berkata
kepada beliau, “Wahai Ruh Allah, majulah untuk mengimami shalat.”
Kemudian beliau menjawab, “Anda saja yang maju menjadi imam, karena
iqamat tadi dibacakan untuk Anda.” Dan dalam satu riwayat dikatakan
bahwa Isa berkata, “Sebagian Anda merupakan
amir (pemimpin) bagi sebagian yang lain, sebagai penghormatan dari Allah untuk umat ini.” (Shahih Muslim).
Tersebarnya Keamanan dan Barakah pada Zaman Isa ‘Alaihis-salam
Betapa
menyenangkan seandainya kita termasuk yang mendapatkan karunia untuk
tinggal semasa dengan nabi Isa as. Karena di masa beliau kehidupan
manusia benar benar aman dan damai, bahkan kedamaian itu bukan hanya
milik manusia, tetapi juga merata hingga kepada binatang. Zaman Isa
‘alaihissalam (setelah turun kembali ke bumi) ini merupakan zaman yang
penuh keamanan, kesejahteraan, dan kemakmuran serta kelapangan. Allah
menurunkan hujan yang lebat, bumi menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dan
buah-buahan serta banyak barakahnya, harta melimpah ruah; dendam,
dengki, dan kebencian hilang sirna.
Dalam hadits Nawwas bin Sam’an
yang panjang yang membicarakan tentang Dajjal, turunnya Isa, keluarnya
Ya’juj dan Ma’juj pada zaman Isa ‘alaihissalam, dan do’a Isa agar
mereka dihancurkan, Rasulullah saw bersabda:
“…
Kemudian Allah
menurunkan hujan, dan tak ada rumah tanah liat maupun bulu yang dapat
menahan airnya, lantas mencuci bumi hingga bersih seperti cermin kaca.
Kemudian diperintahkan kepada kami: ‘Tumbuhkanlah buah-buahanmu dan
kembalikanlah barakahmu.’ Maka pada hari itu sejumlah orang dapat
memakan buah delima dan bernaung di bawahnya. Dan susupun diberi
barakah, sehingga susu seekor unta bunting yang sudah dekat melahirkan
dapat mencukupi banyak orang, susu seekor sapi mencukupi untuk orang
satu kabilah, dan susu seekor kambing mencukupi untuk satu keluarga….”
(Shahih Muslim, Kitabul Fitan, Bab Dzikrid Dajjal 18: 63-70)
Rasulullah saw bersabda :
“Demi Allah,
sesungguhnya Isa putra Maryam akan turun ke bumi sebagai hakim yang
adil, akan membebaskan jizyah, unta-unta muda akan dibiarkan hingga
tidak ada yang mau mengurusinya lagi, sifat bakhil, saling membenci,
dan saling dengki akan hilang, dan orang-orang akan memanggil-manggil
orang lain yang mau menerima hartanya (shadaqahnya), tetapi tidak ada
seorangpun yang mau menerimanya. (Shahih Muslim, Bab Nuzuuli Isa
‘Alaihissalam 2:192).
Imam Nawawi berkata, “Maknanya, bahwa pada saat itu
orang-orang sudah tidak tertarik lagi untuk memelihara unta karena
banyaknya harta kekayaan, keinginan sedikit, kebutuhan tidak ada, dan
sudah tahu bahwa kiamat telah dekat. Dan disebutkannya lafal
al-qilash (unta muda) dalam hadits ini karena unta muda itu merupakan harta yang paling baik bagi bangsa Arab (pada waktu itu).
Kiamat di Ambang Pintu
Masa
tinggal Isa di bumi setelah turun dari langit menurut riwayat adalah
selama tujuh tahun, dan menurut sebagian riwayat yang lain lagi selama
empat puluh tahun. Setelah itu wafat pula Imam Mahdi dan Al Qahthani
yang melanjutkan kepemimpinannya. Tidak lama setelah itu, terbitlah
matahari dari barat dan binatang melata yang keluar dari perut bumi yang
memberikan tanda kufur dan iman atas setiap manusia. Ketika itu setiap
mukmin segera mengetahui bahwa itulah detik detik kemunculan angina
lembut dari yaman yang akan mencabut nyawa setiap mukmin. Setelah itu,
tidak seorangpun manusia yang masih memiliki keimanan kecuali akan
menemui ajalnya. Ketika seluruh penduduk manusia tidak lagi menyebut
Allah, itulah kondisi seburuk-buruk manusia, dan kepada merekalah kiamat
akan terjadi. Wallahu a’lam bish shawab.
Tersebarnya Keamanan & Barakah Pada Zaman Isa ‘Alaihis-salam
By
Admin Islampos on February 26, 2013
BETAPA
menyenangkan seandainya kita termasuk yang mendapatkan karunia untuk
tinggal semasa dengan nabi Isa as. Karena di masa beliau kehidupan
manusia benar benar aman dan damai, bahkan kedamaian itu bukan hanya
milik manusia, tetapi juga merata hingga kepada binatang. Zaman Isa
‘alaihissalam (setelah turun kembali ke bumi) ini merupakan zaman yang
penuh keamanan, kesejahteraan, dan kemakmuran serta kelapangan. Allah
menurunkan hujan yang lebat, bumi menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dan
buah-buahan serta banyak barakahnya, harta melimpah ruah; dendam,
dengki, dan kebencian hilang sirna.
Dalam hadits Nawwas bin Sam’an
yang panjang yang membicarakan tentang Dajjal, turunnya Isa, keluarnya
Ya’juj dan Ma’juj pada zaman Isa ‘alaihissalam, dan do’a Isa agar
mereka dihancurkan, Rasulullah saw bersabda:
“…
Kemudian Allah
menurunkan hujan, dan tak ada rumah tanah liat maupun bulu yang dapat
menahan airnya, lantas mencuci bumi hingga bersih seperti cermin kaca.
Kemudian diperintahkan kepada kami: ‘Tumbuhkanlah buah-buahanmu dan
kembalikanlah barakahmu.’ Maka pada hari itu sejumlah orang dapat
memakan buah delima dan bernaung di bawahnya. Dan susupun diberi
barakah, sehingga susu seekor unta bunting yang sudah dekat melahirkan
dapat mencukupi banyak orang, susu seekor sapi mencukupi untuk orang
satu kabilah, dan susu seekor kambing mencukupi untuk satu keluarga….” (Shahih Muslim, Kitabul Fitan, Bab Dzikrid Dajjal
18: 63-70).
Rasulullah saw bersabda :
“Demi
Allah, sesungguhnya Isa putra Maryam akan turun ke bumi sebagai hakim
yang adil, akan membebaskan jizyah, unta-unta muda akan dibiarkan
hingga tidak ada yang mau mengurusinya lagi, sifat bakhil, saling
membenci, dan saling dengki akan hilang, dan orang-orang akan
memanggil-manggil orang lain yang mau menerima hartanya (shadaqahnya),
tetapi tidak ada seorangpun yang mau menerimanya.” (Shahih Muslim, Bab Nuzuuli Isa ‘Alaihissalam 2:
192)
Imam
Nawawi berkata, “Maknanya, bahwa pada saat itu orang-orang sudah tidak
tertarik lagi untuk memelihara unta karena banyaknya harta kekayaan,
keinginan sedikit, kebutuhan tidak ada, dan sudah tahu bahwa kiamat
telah dekat. Dan disebutkannya lafal
al-qilash (unta muda) dalam hadits ini karena unta muda itu merupakan harta yang paling baik bagi bangsa Arab (pada waktu itu).
Kiamat di Ambang Pintu
Masa
tinggal Isa di bumi setelah turun dari langit menurut riwayat adalah
selama tujuh tahun, dan menurut sebagian riwayat yang lain lagi selama
empat puluh tahun. Setelah itu wafat pula Imam Mahdi dan Al Qahthani
yang melanjutkan kepemimpinannya. Tidak lama setelah itu, terbitlah
matahari dari barat dan binatang melata yang keluar dari perut bumi yang
memberikan tanda kufur dan iman atas setiap manusia.
Ketika itu
setiap mukmin segera mengetahui bahwa itulah detik detik kemunculan
angin lembut dari Yaman yang akan mencabut nyawa setiap mukmin. Setelah
itu, tidak seorangpun manusia yang masih memiliki keimanan kecuali akan
menemui ajalnya. Ketika seluruh penduduk manusia tidak lagi menyebut
Allah, itulah kondisi seburuk-buruk manusia, dan kepada merekalah kiamat
akan terjadi. Wallahu a’lam bish shawab. [akhir zaman]
Bahaya Kemunculan Puncak Fitnah Dajjal
By
Admin Islampos on February 22, 2013
Oleh : Ust. Ihsan Tandjung
__________________________________
BANYAK
manusia dewasa ini yang tidak peduli akan puncak fitnah yang bakal
datang di akhir zaman. Dajjal menjadi fenomena yang dianggap sekedar
mitos. Bahkan banyak yang menganggap Dajjal tidak ada. Sehingga banyak
manusia yang melupakannya dan tidak pernah peduli untuk membicarakannya.
Ketika
pengabaian ini terjadi di kalangan orang awam ia sudah menjadi suatu
masalah. Namun realitasnya lebih jauh daripada itu. Bahkan kita
menyaksikan dewasa ini para pemberi peringatan seperti para muballigh,
penceramah, ustadz dan kebanyakan ulama tidak lagi peduli untuk
memperingatkan ummat akan bahaya fitnah Dajjal. Padahal bilamana kedua
gejala ini sudah tampak, maka Rasulullah justru mengatakan bahwa pada
saat seperti itulah Dajjal bakal keluar.
“Dajjal tidak akan
muncul sehingga manusia melupakannya dan para Imam meninggalkan untuk
mengingatnya di atas mimbar-mimbar.” (HR Ahmad 16073)
Nabi Muhammad
shallallahu ’alaih wa sallam
bersabda bahwa pada saat kebanyakan orang awam melupakan perkara
Dajjal dan para Imam tidak lagi memperingatkan ummat akan bahaya puncak
fitnah Dajjal, maka ketika itulah justru Dajjal bakal keluar.
Sedangkan realitas dunia kita dewasa ini sudah mengandung kedua
fenomena tersebut. Artinya, sudah saatnya kita waspada mengantisipasi
kemunculan Dajjal yang bila-bila masa dewasa ini akan keluar.
Dalam sebuah hadits riwayat Imam Ahmad Nabi Muhammad
shallallahu ’alaih wa sallam menjelaskan
ciri khas Dajjal kepada ummatnya yang belum pernah dijelaskan oleh
para Nabi sebelumnya kepada ummatnya masing-masing. Beliau menegaskan
bahwa Dajjal itu bermata dua namun salah satunya cacat alias buta
sehingga yang ada/berfungsi hanyalah satu mata saja.
“Dan
sesungguhnya Dajjal itu bermata satu; sebelah matanya tidak nampak. Di
antara kedua matanya tertulis “kafir” yg terbaca oleh setiap mu’min yg
mengerti baca-tulis ataupun tidak.”(HR Ahmad)
Hadits di atas
mengingatkan kita akan suatu simbol yang tertera pada lembar uang
kertas satu dollar Amerika Serikat (one dollar bill). Di dalamnya kita
lihat sebuah gambar yang disebut sebagai
The Great Seal (Meterai Yang Agung). Gambar ini sarat makna dan isyarat. Kata-kata berbahasa Latin
Novus Ordo Seclorum berarti
the New World Order
(Tatanan Dunia Baru). Sedangkan di atas tulisan tersebut ada gambar
primada yang tidak sempurna karena bagian pucuknya terpotong.
Itu
ada sebuah segitga yang berukuran persis sesuai untuk diletakkan
menjadi pucuk piramida. Di dalam segitiga tersebut terdapat gambar mata
tunggal. Lalu di atas segitiga bermata tunggal itu ada tulisan Latin
Annuit Coeptis yang berarti
“the Eye of Providence has approved of (our) undertakings.” (si Mata Tunggal telah merestui usaha-usaha kami).
Jika
kita tafsirkan gambar di atas, maka ia bisa bermakna bahwa dunia
sedang diarahkan menjadi sebuah sistem yang berstruktur bak piramida
yang belum memiliki pucuk. Struktur dunia yang belum mempunyai pemimpin
tertinggi. Namun pemimpin tersebut sedang dinanti-nantikan
kehadirannya. Dan struktur dunia yang dirancang menjadi the New World
Order tersebut menantikan kedatangan pemimpinnya yang bersimbolkan si
Mata Satu (Dajjal?).
Seluruh upaya mewujdukan dan memapankan
the New World Order
merupakan rangkaian usaha untuk meraih keridhaan dan restu dari si
Mata Satu alias Dajjal. Dengan kata lain Tatanan Dunia Baru ini adalah
sebuah proyek persembahan kolosal untuk menyambut kedatangan puncak
fitnah yaitu Dajjal…!
Segenap dimensi kehidupan modern dewasa ini
adalah dalam rangka mewujudkan the New World Order (Tatanan Dunia
Baru). Sebuah sistem yang tidak berlandaskan nilai-nilai keimanan
bahkan dipengaruhi sangat oleh nilai-nilai kekufuran, nilai-nilai
Dajjal.
”We are living in a Godless Civilization,” demikian ungkap Imron Hosein, mantan Imam Masjid PBB New York.
Bahkan
Ahmad Thompson, seorang penulis Muslim berkebangsaan Inggris
jelas-jelas menyatakan bahwa dunia modern semenjak hampir satu abad yang
lalu (sejak runtuhnya Khilafah Islamiyah terakhir) membentuk diriya
menjadi sebuah Sistem Dajjal. Suatu sistem sarat Dajjalic Values dimana
jika oknum Dajjal muncul pada masa sekarang ini, maka ia akan segera
dinobatkan menjadi pimpinan Sistem Dajjal yang telah tersedia.
Inilah
yang dikhawatirkan Rasulullah. Bila rangkaian fitnah telah bermunculan
menjelang datangnya Dajjal, maka manusia akan mengalami proses
seleksi. Barangsiapa yang sanggup istiqomah menghindarkan diri dan
keluarganya dari rangkaian fitnah tersebut, maka ia bakal sanggup
terbebaskan dari puncak fitnah, yakni Dajjal.
Dan sebaliknya,
barangsiapa yang malah ikut serta menyemarakkan rangkaian fitnah
sebelum datangnya Dajjal, niscaya ia akan sangat mudah menjadi sasaran
tipudaya Dajjal. Barangsiapa yang tanpa jiwa kritis menerima bahkan
mendukung the New World Order, maka ia termasuk mereka yang pada
hakikatnya turut menanti-nanti dan menyambut dengan sukacita kedatangan
pucuk pimpinan, yaitu Dajjal.
Suatu ketika ihwal Dajjal dibicarakan di hadapan Rasulullah saw. Kemudian beliau bersabda:
”Sungguh
fitnah yang terjadi di antara kalian lebih aku takuti dari fitnah
Dajjal, dan tiada seseorang yang dapat selamat dari rangkaian fitnah
sebelum fitnah Dajjal melainkan akan selamat pula darinya (Dajjal). Dan
tiada fitnah yang dibuat sejak adanya dunia ini –baik kecil ataupun
besar- kecuali dalam rangka menyongsong fitnah Dajjal.” (HR Ahmad V/389). []
Dimana Bani Tamim dan Panji-Panji Hitam Berada?
By
Admin Islampos on February 12, 2013
RASULULLAH
SAW sudah menerangkan begitu banyak tanda akhir zaman. Salah satunya
tentang kelompok yang mengusung panji-panji hitam. Dimana mereka berada
kiranya?
Sabda Nabi SAW “Jika kamu semua melihat Panji-panji
Hitam datang dari arah Khurasan, maka sambutlah ia walaupun kamu
terpaksa merangkak di atas salju. Sesungguhnya di tengah- tengah
panji-panji itu ada Khalifah Allah yang mendapat petunjuk”. Maksudnya
ialah al-Mahdi. (Ibn Majah, Abu Nuaim & Al- Hakim)
Sabda Nabi
SAW, “Apabila keluar Panji-panji Hitam dari arah Khurasan, tidak akan
ada sesuatu apa pun yang dapat menolaknya hinggalah dipacakkan di
Ilya.” (At- Tarmizi)
lbnu Hazm menyatakan bahwa: “Bani Tamim
adalah sebuah Qabilah terbesar dalam qabilah arab dengan bilangan
kaumnya yang banyak serta rangkaian sukunya yang luas sehingga Bani
Tamim dikatakan sebagai tunggak utama bagi bangsa arab keseluruhannya
…. Bahkan mereka mula bertebaran keluar dari dunia arab sejak zaman
awal Islam melalui penyertaan mereka yang ramai di dalam bala tentera
Islam. Banyak yang digerakkan menuju ke kawasan Khurasan dan lain- lain
kawasan penerokaan wllayah …. “.
Dari beberapa dalil di atas
kita dapat mengetahui bahwa Bani Tamim adalah pembawa panji-panji hitam
berada di daerah khurasan. Mari kita kembali pada sejarah agar kita
lebih mudah menkaji hal ini.
Nama wilayah ini selama kekhalifahan
pada 750 CE. Khurasan adalah bagian dari Persia (dalam kekuningan ).
Di sebelah timur adalah Hind (Sind), yang terhubung budaya sebagian
besar dengan India (Hindustan).
Nama “Khorasan” berasal dari
Persia Tengah khor (berarti “matahari”) dan asan (atau ayan secara
harfiah berarti “datang” atau “datang” atau “akan datang”), maka
berarti “tanah di mana matahari terbit”.
Khorasan, juga ditulis
sebagai Khurasan, adalah suatu daerah yang bersejarah yang berbaring di
timur laut Persia yang telah disebutkan dalam berbagai sumber di masa
lalu.Khurasan terdiri dari kota-kota Masyhad , Nishapur , Sabzevar dan
Kashmar (sekarang di Iran ), Balkh , dan Herat (sekarang di
Afghanistan), Merv , Nisa dan Abiward (sekarang di Turkmenistan ),
Samarqand dan Bukhara (sekarang di Uzbekistan ). Beberapa percaya bahwa
pada waktu tertentu Khorasan menutupi area yang lebih luas, yang
termasuk Transoxiana , Soghdiana , Sistan , dan memperluas ke
batas-batas India .
Setelah kita mengamati sejarah dan peta yang
termasuk wilayah khurasan adalah Iran, Pakistan, afghanistan,
Turkmenistan, Uzbekistan dan India. Karena dalam hadits Rasulullah s.a.w
mengatakan ”Dari Arah Khurasan”.
Kesimpulannya, bahwa pemimpin
Bani Tamim yang membawa jamaah panji-panji hitam berada di antara Iran,
Afghanistan, Pakistan, Turkmenistan, Uzbekistan, dan India. Kita juga
akan mendapat kesimpulan bahwa panji-panji hitam adalah suatu jamaah
yang dipimpin oleh seorang pemimpin/amir yang berketurunan Bani Tamim
yang senantiasa menggunakan dakwah sebagai senjata mereka. Mereka
senantiasa menawarkan kalimah ”Lailahailallah muhammadurasulullah”
kepada setiap orang yang mereka datangi. [sumber: syiar-muslim]
Di Akhir Zaman, Hindari Pekerjaan-Pekerjaan Ini
By
Admin Islampos on February 10, 2013
DARI Abu Hurairah ra dari Nabi
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam,
beliau bersabda: “Benar-benar akan datang kepada manusia suatu masa,
pada saat itu orang tidak lagi mempedulikan dari mana ia mendapatkan
harta kekayaan, apakah dari jalan yang halal ataukah jalan yang haram. “
1)
Musibah,
bencana alam, keserakahan manusia, gaya hidup hedonis yang tamak dan
rakus, semuanya merupakan pemicu munculnya ketidakseimbangan, baik pada
alam maupun secara sosial. Dari sudut pandang sunnatullah, semua itu
merupakan bentuk ujian yang Allah berikan kepada setiap manusia. Namun,
dari sudut pandang human’s behaviour (perilaku manusia), maka semua
musibah itu adalah akibat tingkah laku mereka.
Semua bencana itu
akan berimbas pada problem kemanusiaan. Ekonomi merosot, persediaan
pangan terancam, lahan pekerjaan menjadi sempit, sementara kebutuhan
manusia terus berjalan dan cenderung melonjak, baik karena faktor
pertambahan penduduk maupun berubah gaya hidup manusia yang cenderung
materialistik.
Dalam kondisi seperti itu, sering kali manusia
menjadi gelap mata manakala kebutuhan mereka tidak terpenuhi. Perut yang
lapar dan tuntuan hidup orang-orang yang ditanggungnya (anak dan
istri), mau tidak mau akan memaksa mereka untuk menempuh jalan yang
mungkin saja berujung pada sikap menghalalkan segala cara; yang
terpenting perut bisa diganjal, anak dan istri tidak lagi menangis
kelaparan dan kebutuhannya terpenuhi.
Inilah kondisi di mana hari
ini kita hidup. Faktor kesenjangan sosial antara si kaya dan si miskin
tidak dipungkiri menjadi pemicu lahirnya keinginan manusia untuk
mencari keadilan dengan cara-cara haram.
Orang-orang kaya yang
hobi pamer kekayaan dan sering menjual gaya hidupnya kepada orang-orang
miskin, ‘telah menambah dorongan mereka untuk melakukan apapun asal
mereka bisa menikmati seperti yang selama ini mereka tonton. Maka,
betapa tepatnya kondisi saat ini dengan apa yang dinubuwatkan oleh
Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam riwayat di atas.
Rezki Allah itu sangat luas
Pameo
klasik yang mengatakan bahwa ‘mencari yang haram saja sulit, apalagi
yang halal’ jelas merupakan sebuah alasan yang klise dan absurd, meski
realitanya demikian. Sesungguhnya mata pencaharian itu sangat banyak
ragamnya. Selama ia merupakan sesuatu yang halal, baik, dan tidak
melanggar ketentuan syariat, maka ia adalah pekerjaan yang diberkahi.
Seorang
muslim boleh melakukannya. Apabila pekerjaan tersebut berupa sebuah
kemaksiatan, kemungkaran, kezaliman, kecurangan, penipuan, atau
pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan umum syariat, maka ia adalah
pekerjaan yang haram, meskipun menghasilkan harta kekayaan dalam jumlah
yang banyak. Seorang muslim wajib menjauhi dan meninggalkannya.
Hindari pekerjaan-pekerjaan ini:
Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam telah memperingatkan umatnya untuk mewaspadai pekerjaan-pekerjaan yang haram ini. Beliau
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
menyebutkan salah satu tanda rusaknya akhlak umat manusia dengan
ketidakpedulian mereka terhadap cara mencari harta kekayaan. Di antara
mata pencaharian yang dilarang adalah:
a. Pekerjaan yang berupa
kesyirikan dan sihir, seperti perdukunan, paranormal, ‘orang pintar’,
peramal nasib, dan hal-hal yang sejenis dan semakna dengannya.
b.
Pekerjaan yang berupa sarana-sarana menuju kesyirikan, seperti menjadi
juru kunci makam, membuat patung, melukis gambar makhluk yang bernyawa,
dan hal-hal yang sejenis dan semakna dengannya.
c. Memperjual
belikan hal-hal yang diharamkan oleh syariat, seperti bangkai, babi,
darah, anjing, patung, lukisan makhluk yang bernyawa, minuman keras,
narkotika, dan lain sebagainya.
Dari Abu Mas’ud al-Anshari ra
bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam melarang harta dari
harga penjualan anjing, upah wanita pezinaan, dan upah seorang dukun.
2)
Dari Abu Juhaifah ra ia berkata: “Sesungguhnya Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam telah melarang harta hasil penjualan
darah, penjualan anjing, upah budak perempuan yang dipekerjakan untuk
berzina (upah mucikari). Beliau melaknat perempuan yang membuat tato,
perempuan yang meminta ditato, orang yang memakan harta riba, orang
yang memberikan riba, dan orang yang membuat patung.”3)
Dari
Jabir bin Abdillah ra bahwasanya ia telah mendengar Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda di Mekah pada tahun penaklukkan
Mekah: “Sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya telah mengharamkan penjualan
khamer, bangkai, babi, dan patung.” Maka ada seseorang bertanya: “Wahai
Rasulullah, bagaimana pendapat Anda tentang menjual lemak bangkai,
karena ia bisa digunakan untuk mengecat perahu, meminyaki kulit, dan
orang-orang biasa mempergunakannya untuk minyak lampu penerangan?” Maka
beliau menjawab: “Tidak boleh menjualnya, ia tetap haram.”
Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam lantas bersabda: “Semoga Allah memerangi
kaum Yahudi. Ketika Allah mengharamkan atas mereka lemak bangkai,
mereka mencairkannya lalu menjualnya dan memakan harganya.”4)
Dari
‘Aisyah radiyalaahu ‘anhuma ia berkata: “Ketika diturunkan ayat-ayat
di akhir-akhir surat Al-Baqarah tentang riba (ayat 275 dst) , Nabi
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam keluar ke masjid dan membacakannya kepada
masyarakat. Beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam kemudian mengharamkan
perdagangan khamer, minuman keras.5)
d. Memakan harta riba.
Hai
orang-orang yang beriman, bertakwalah kalian kepada Allah dan
tinggalkanlah riba yang masih ada pada diri kalian, jika kalian
benar-benar beriman. Jika kalian tidak mau melakukannya, maka terimalah
pengumuuman perang dari Allah dan Rasul-Nya. ” (QS Al-Baqarah [2]
:278-279).
e. Menimbun bahan-bahan perdagangan di saat harganya
murah dan dibutuhkan oleh masyarakat dengan tujuan meraih keuntungan
yang berlipat ganda pada saat harganya melambung tinggi. Dari Ma’ mar
bin Abdullah al-Anshari ra dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam, beliau bersabda:
“Barang siapa menimbun, ia telah berbuat
salah.” Dalam lafal yang lain: Tidak ada orang yang melakukan
penimbunan selain orang yang berbuat salah. “6)
Dari Umar bin
Khathab ra , ia berkata: Saya mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi
wa Sallam bersabda: “Barangsiapa menimbun bahan makanan yang dibutuhkan
oleh kaum muslimin, Allah Subhanahu wa Ta’ala akan menimpakan penyakit
lepra dan kebangkrutan kepadanya. “7)
f. Perjudian.
Hai
orang-orang yang beriman, sesungguhnya khamer (minuman keras),
perjudian, berkurban untuk berhala-berhala, dan mengundi nasib dengan
anak panah adalah perbuatan keji dan termasuk perbuatan setan, maka
jauhilah oleh kalian perbuatan-perbuatan tersebut agar kalian
mendapatkan keberuntungan.
Sesungguhnya setan bermaksud
menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kalian lantaran meminum
khamr dan melakukan perjudian dan menghalang-halangi {melalaikan}
kalian dari dzikir kepada Allah dan dari shalat. Maka mengapa kalian
tidak mau berhenti? (QS Al-Maidah [5]: 90-91).
g. Memakan harta anak yatim secara dzalim.
Sesungguhnya
orang-orang yang memakan harta anak yatim secara dzalim, sebenarnya
mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke dalam
api yang menyala-nyala (neraka). (QS An-Nisa’ [4): 10).
Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kalian saling memakan harta sesama
kalian dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang
berlaku dengan suka sama suka di antara kalian. (QS An-Nisa' [4]: 29).
i. Mencuri, mencopet, menjambret, dan merampok.
Pencuri
laki-laki dan pencuri perempuan, maka potonglah (pergelangan)
tangan-tangan mereka sebagai hukuman dari Allah atas kejahatan mereka.
(QS Al-Maidah [5]: 38).
j. Mengurangi timbangan dan takaran.
Kecelakaan
bagi orang-orang yang melakukan kecurangan dalam timbangan, yaitu
kalau menakar milik orang lain untuk dirinya, ia meminta disempurnakan.
Namun, apabila mereka menakar barang dagangan mereka untuk orang lain,
ia merugikan orang lain (dengan mengurangi takaran). (QS
Al-Muthaffifin: 1-3).
k. Korupsi dan penipuan terhadap rakyat.
Dari
Ma’qil bin Yasar ra ia berkata: Saya mendengar Nabi Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam telah bersabda: “Tidak ada seorang hamba pun yang
diberi amanat oleh Allah untuk menjadi pemimpin sebuah masyarakat lalu
ia tidak memimpin mereka dengan ketulusan (kejujuran), kecuali ia tidak
akan mendapatkan bau surga.” Dalam lafal Muslim: “… kecuali Allah
mengharamkan surga atasnya. “8)
l. Menunda-nunda pembayaran gaji buruh dan karyawan atau mengurangi hak-hak mereka.
Dari
Abu Hurairah ra dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, beliau
bersabda: “Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman ‘Ada tiga golongan yang
Aku menjadi musuh mereka; orang yang memberikan sumpah setia dengan
menyebut nama-Ku lalu ia mengkhianati, orang yang menjual orang merdeka
lalu ia memakan hasil penjualannya, dan orang yang mempekerjakan
seorang buruh lalu si buruh menuntaskan pekerjaannya sementara ia tidak
mau membayarkan upahnya.”9)
_________
1. HR. Bukhari :
Kitab al-buyu’ bab man lam yubali min haitsu kasaba al-mal no. 2059 bab
qauluhu ta’ala Ali Imran : 130 no. 2083, An-Nasa’i dan Ahmad. ‘
2. HR. Bukhari : Kitab al-buyu’ bab tsaman al-kalb no. 2237,.
3. HR. Bukhari : Kitab al-buyu’ bab mukil al-riba no. 2086, bab tsaman al-kalb no. 2238.
4.
HR. Bukhari : Kitab al-buyu’ bab bai’i al-maitah wa al-ashnam no.
2236″ 90 HR. Bukhari : Kitab al-shalat bab tahrim tijarat al-khamr fi
al-masjid no. 459.
5. HR. Muslim: Kitab al-musaqat bab tahrim alihtikar fi al-aqwat no. 1605,.
6. HR. Ibnu Majah : Kitab al-tijarah bab al-hukrah wa al-jalb no. 2155. AI-Hafizh Ibnu Hajar berkata: sanadnya hasan.
7.
HR. Bukhari : Kitab al-ahkam bab man ustur’iya ra’iyah falam yanshah
lahum no. 7150 Muslim: Kitab al-imarah bab fadhilat al-imam al-’adil wa
‘uqubat al-jaair no. 1831. ‘ .
8. HR. Bukhari: Kitab al-buyu’ bab itsm man ba’a hurran no. 2227.
(Sumber: Akhir Zaman: Abdur Rahman Al-Wasithi, Dari: 100 Hadits Tentang Nubuat Akhir Zaman, Az-Zahra Mediatama, Hal. 102-108)
Perang Akhir Zaman Akan Menggunakan Senjata Tradisional?
By
Admin Islampos on February 4, 2013
HANCURNYA
bangsa Yahudi merupakan salah satu dari tanda-tanda datangnya hari
kiamat. Hal ini bermula dengan sebuah peperangan besar yang melibatkan
banyak bangsa di dunia termasuk bangsa Israel. Sebelum terjadi
peperangan ini, terdapat beberapa peristiwa lain yang membawa kepada
terjadinya peperangan ini menurut kronologi hadis akhir zaman hasil
kajian ilmuan Islam.
Pertempuran dahsyat ini dikenal sebagai
Armageddon, di mana lokasi utama perang ini adalah di lembah Megiddo
atau Mageddon, Palestina. Mungkin ada yang menganggap Perang Armageddon
hanyalah sebuah film rekaan Hollywood belaka. Kenyataannya, Hollywood
yang disokong oleh Yahudi memang ingin menyamarkan fakta tentang
Armageddon ini melalui propaganda film. Padahal di kalangan para ahli
kitab mereka telah mengkaji tentang peperangan ini dan senantiasa
bersiap sedia untuk menghadapinya.
Disebutkan dalam Kitab Zakharia
(89/13), bahawa sebahagian besar bangsa Yahudi akan mati dalam perang
Armageddon dan dua pertiga dari mereka akan musnah. Sedangkan dalam
kitab Zagiyal (12/39) disebutkan :”Akan berlangsung tujuh bulan sehingga
rumah Israel berhasil mengubur mereka (orang-orang mereka yang
terbunuh) sebelum membersihkan bumi”.
Sebutan Armageddon
sebenarnya tidak terdapat dalam Hadis manapun. Hanya disebut dalam
kajian-kajian Kristen dan Ahli Kitab. Menurut bahasa Ibrani, Ar
bermaksud gunung atau bukit. Mageddo pula adalah nama sebuah lembah di
Palestina. Sebuah tempat yang cukup strategis dari segi peperangan.
Perang ini juga dikatakan sebagai perang terakhir dengan menggunakan
seluruh kekuatan pelbagai peralatan senjata moden yang canggih. Mungkin
perang itu adalah Perang Dunia ketiga yang disebut-sebut sebagai Perang
Nuklir.
Banyak yang mengatakan bahwa dalam Perang Dunia Ketiga, bom nuklir akan digunakan. Ada diceritakan juga dalam kitab
Bahrul Mazi.
Perang Dunia Ketiga yang diramal akan berlaku dalam tempo yang
singkat. Tetapi, kemusnahannya amat dahsyat. Sehingga dikatakan dunia
selepas itu akan kembali menjadi seperti Zaman Pertengahan di mana bala
tentara hanya akan menunggang kuda serta bersenjatakan pedang seperti
perang zaman dahulu.
“Jika Perang Dunia Ketiga adalah berjuang
dengan senjata nuklir, yang keempat akan diperjuangkan dengan busur dan
anak panah.” – Louis Lord Mountbatten
“Saya tidak tahu dengan
apa senjata Perang Dunia Ketiga akan diperjuangkan, tetapi Perang Dunia
Keempat akan diperjuangkan dengan kayu dan batu.” – Albert Einstein
Apakah
Einstein dan Mountbatten hanya kebetulan mengatakan ini? Konon, ini
disebabkan teknologi semua tidak boleh digunakan lagi pada masa itu
karena EMP (electromagnetic pulse) senjata nuklir itu sendiri terjadi
ketika Perang Dunia Ketiga. Jadi, kekuatan bala tentara ketika Perang
Dunia Keempat nanti adalah seimbang dan tidak berat sebelah karena
semuanya menggunakan peralatan perang yang sama.
Malah, ada
sebahagian hadis yang menekankan akhir zaman nanti akan berlakunya
perang menggunakan pedang dan Dajjal akan disembelih dengan pedang.
Hadis Nabi juga ada menyebut, Yahudi Zionis akan bersembunyi di
balik-balik batu dan kayu dan hanya selamat di belakang pokok Yahudi
yaitu pokok Gharqad, yang banyak di tanam sekarang di Israel.
“Tidak
akan berlaku kiamat sehinggalah seluruh umat Islam berperang dengan
seluruh Yahudi. Umat Islam akan membunuh mereka sehinggakan apabila
mereka bersembunyi di sebalik batu dan pokok, tiba-tiba pokok-pokok dan
batu-batu itu bersuara menjerit memanggil umat Islam agar datanglah
kamu ke sini dan bunuhlah orang-orang Yahudi itu, kecuali pokok
‘Gharqad’, kerana ia adalah pokok Yahudi”. (Hadith Sahih riwayat
Al-Bukhari dan Muslim). [szlihin]
Dimanakah Letak Khurasan?
By
Admin Islampos on January 30, 2013
KHURASAN,
dalam hampir semua hadist akhir zaman yang disampaikan oleh
Rasululllah SAW, memegang peranan penting. Ini karena dari Khurasan-lah
awal mula akhir zaman memulai. Lantas dimanakan Khurasan berada?
Berdasarkan
peta nationmaster, lokasi negeri ini, berada di sebelah utara Iran
(Persia), Pakistan (Sijistan) maupun India(India). Nationmaster menulis:
“The older Persian province of Khorasan (also known as the Greater
Khorasan ) included parts which are today in Iran, Afghanistan,
Tajikistan, Turkmenistan and Uzbekistan”.
Khurasan adalah sebuah
wilayah yang sejak 1400 tahun yang lalu bakal diprediksi sebagai tempat
kemunculan para ikhwana imam Mahdi (kawan-kawan pendukung imam Mahdi).
Sabda
Nabi SAW, “Panji-panji Hitam akan keluar dari arah Khurasan, dan
sementara itu kawan-kawan al-Mahdi (pula) keluar menuju ke
Baitulmaqdis.”
Hari ini dunia mengenalnya sebagai wilayah dengan nama Afganistan-Tajikistan-Turkmenistan dan Uzbekistan.
Sebuah
wilayah yang bergunung-gunung dengan iklim yang esktrim (musim panas
yang kering dan musin dingin yang bersalju) , bahkan sering menjadi
pusat terjadinya gempa, namun meski dianggap sebagai negeri termiskin di
dunia, orang-orang Afghanistan adalah orang-orang yang ulet dan
tangguh.
Terbukti imperium Rusia yang pernah menjajah mereka berhasil mereka usir dan kalah (ekonomi Rusia defisit akibat perang Afghan).
Di
samping itu saat ini negara tersebut meski sudah berdiri tapi masih
dilanda pertikaian antar suku , bahkan pasukan AS dan sekutunya tak
mampu menaklukan pertikaian yang ada.
Meski jumlah pasukan dan
teknologi yang di turunkan tidak terbilang jumlahnya, namun Khurasan
seolah tak terjamah oleh tangan manapun untuk menguasainya.
Adakah mereka hanya bisa dikuasai oleh Imam Mahdi?
Sabda
Nabi SAW, “Al-Mahdi akan muncul setelah keluarnya Panji-panji Hitam
dari sebelah Timur, yang mana pasukan ini tidak pernah kalah dengan
pasukan mana pun,” (Ibnu Majah).
Sabda Nabi SAW, “Jika kamu semua
melihat Panji-panji Hitam datang dari arah Khurasan, maka sambutlah ia
walaupun kamu terpaksa merangkak di atas salju. Sesungguhnya di
tengah-tengah panji-panji itu ada Khalifah Allah yang mendapat
petunjuk.” Maksudnya ialah al-Mahdi. (Ibnu Majah, Abu Nuaim &
al-Hakim). [akhirzaman]
Siapa Harut & Marut?
By
Admin Islampos on January 24, 2013
“Dan
mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitan pada masa
kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan
sihir), Padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya
syaitan-syaitan lah yang kafir (mengerjakan sihir). mereka mengajarkan
sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat
di negeri Babil Yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan
(sesuatu) kepada seorangpun sebelum mengatakan: “Sesungguhnya Kami
hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir”. Maka mereka
mempelajari dari kedua Malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka
dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan isterinya dan mereka itu
(ahli sihir) tidak memberi mudharat dengan sihirnya kepada seorangpun,
kecuali dengan izin Allah. dan mereka mempelajari sesuatu yang tidak
memberi mudharat kepadanya dan tidak memberi manfaat. Demi, Sesungguhnya
mereka telah meyakini bahwa Barangsiapa yang menukarnya (kitab Allah)
dengan sihir itu, Tiadalah baginya Keuntungan di akhirat, dan Amat
jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka
mengetahui.” (QS. Al Baqoroh : 102)
KISAH dan penyebutan nama
Harut Marut dalam Al-Quran, hanya disebutkan satu kali, yaitu dalam
surat al-Baqarah ayat 102. Bahkan, penyebutan kisahnya pun sangat
pendek, tidak panjang juga tidak detail.
Terdapat perbedaan
pendapat di kalangan para ulama. Dan perbedaan ini erat kaitan dengan
penafsiran maksud dari kata ‘malakain’ (dua malaikat).
Pendapat
pertama, Harut dan Marut adalah dua nama kabilah jin yang mengajarkan
sihir. Dengan demikian kata Harut dan Marut merupakan badal dari kata
‘asy-syayâthîn’ (setan-setan). Pendapat ini adalah dinisbahkan oleh Ibnu
Katsir kepada pendapatnya Ibnu Hazm, hanya saja Ibnu Katsir dalam
tafsirnya mengatakan pendapat ini adalah pendapat yang sangat aneh dan
asing.
Lalu jika Harut dan Marut merupakan badal dari kata
‘asy-syayâthîn’, lalu siapakah yang dimaksud dengan ‘malakain’ dalam
ayat tersebut? Menurut pendapat ini, kata ‘malakain’ dimaksudkan adalah
Jibril dan Mikail. Hal ini mengingat orang-orang Yahudi mengatakan
bahwa Allah telah menurunkan Jibril dan Mikail untuk mengajarkan sihir,
lalu Allah menolak anggapan tersebut, dengan mengatakan: “Sulaiman
tidak kufur (tidak mengajarkan sihir), juga demikian dengan Jibril dan
Mikail. Akan tetapi yang kufur itu adalah setan-setan, di mana
merekalah yang mengajarkan sihir kepada manusia di daerah Babil, yaitu
melalui Harut dan Marut”.
Demikian penggambaran Imam al-Qurthubi
dalam al-Jâmi’ li Ahkâmil Qur’an-nya, ketika menggambarkan penafsiran
pendapat pertama. Hanya saja, pendapat ini, sebagaimana dikatakan Ibnu
Katsir adalah pendapat yang sangat aneh dan asing (aghrab jiddan).
Pendapat
kedua mengatakan, Harut dan Marut adalah manusia jahat yang
mengajarkan sihir di daerah Babil, dan Babil adalah sebuah daerah di
Irak atau di Kufah. Pendapat ini diutarakan oleh Imam Ibnu Jarir
at-Thabari dalam tafsirnya Jâmiul Bayân fi Ta’wîl Al-Quran, ketika
menjelaskan beberapa pendapat seputar maksud Harut dan Marut. Namun
demikian, di akhir pemaparan Imam at-Thabari melemahkan pendapat ini.
Jika yang dimaksudkan dengan Harut dan Marut adalah manusia biasa, lalu siapa yang dimaksud dengan ‘malakain’?
Sebagaimana
pendapat pertama, pendapat ini mengatakan bahwa ‘malakain’ maksudnya
adalah Jibril dan Mikail. Ini untuk menolak anggapan orang Yahudi saat
itu yang mengatakan bahwa Nabi Sulaiman bin Daud bukan seorang Nabi akan
tetapi seorang tukang sihir, yang mana sihirnya itu diajarkan melalui
Jibril dan Mikail. Allah kemudian membantah anggapan demikian dengan
mengatakan bahwa Jibril dan Mikail tidak mengajarkan sihir sedikitpun,
sehingga dengan demikian Nabi Sulaiman terbebas dari tuduhan tersebut.
Kelebihan yang dimiliki Nabi Sulaiman, bukanlah hasil dari sihir akan
tetapi mukjizat yang Allah berikan kepada Nabi-Nya.
Pendapat
ketiga, mengatakan Harut dan Marut adalah orang shaleh dan sangat baik
yang tinggal di Babil. Karena kesalehannya, orang-orang memuliakan dan
menganggapnya seperti malaikat. Dengan demikian, kata ‘malakain’ dalam
ayat di atas merupakan bentuk isti’arah atau majaz dari dua sosok
manusia saleh yang bernama Harut dan Marut. Karenanya, kata Harut dan
Marut merupakan badal dari kata ‘malakain’ hanya dalam pengertian majaz
bukan pengertian sebenarnya sebagai malaikat.
Harut dan Marut,
menurut pendapat ini, dapat mengetahui sihir dan bahkan keduanya yang
meletakkan dasar-dasar ilmu sihir di negeri Babil, Irak. Keduanya orang
baik dan tidak kufur dengan sihirnya itu, hanya saja orang-orang
setelahnya yang menggunakan ilmu sihir tersebut untuk hal-hal tidak baik
sehingga mereka menjadi kufur. Demikian pemaparan Thahir bin Asyur
dalam at-Tahrir wat Tanwir-nya, ketika menjelaskan ayat 102 dari surat
al-Baqarah.
Harut dan Marut, lanjut Ibnu Asyur, adalah dua nama
suku Kaldan. Kata Harut merupakan nama Arab dari bahasa Kaldan, Hârûkâ,
yang merupakan nama bulan sebagai symbol perempuan bagi suku Kandan.
Sedangkan Marut merupakan nama Arab dari kata Mârûdâkh, yang merupakan
nama bintang bagi suku Kaldan, sebagai simbol laki-laki.
Baik
Hârûkâ maupun Mârûdâkh keduanya merupakan di antara bintang yang
disucikan dan disembah oleh suku Kandan. Dan penyandaran kedua nama ini
kepada nama bintang, adalah karena keyakinan mereka bahwa setiap orang
saleh ketika sudah meninggal dunia, ia akan naik ke langit dan berubah
dalam bentuk bintang atau benda langit lainnya. Dengan demikian, Harut
dan Marut adalah dua orang saleh yang namanya kemudian diabadikan
sebagai nama bintang sembahan suku Kaldan. Demikian pemaparan Ibnu Asyur
dalam tafsirnya.
Sebagian ulama membacanya bukan ‘malakain’,
akan tetapi ‘malikain’ (dengan membaca kasrah huruf lam-nya yang
berarti dua raja). Di antara ulama yang membaca dengan ‘malikain’ ini,
dinisbahkan oleh Imam al-Qurthubi dalam tafsirnya, kepada pendapatnya
ibnu Abbas, Ibn Abza, ad-Dhahhâk dan al-Hasan al-Bashri. Dan yang
dimaksud dengan dua raja ini adalah Nabi Daud dan Nabi Sulaiman. Hanya
saja, bacaan ini adalah bacaan yang syadzdzah (ganjil), dan dilemahkan
oleh Ibnul Araby.
Pendapat keempat, Harut dan Marut adalah
malaikat yang diturunkan oleh Allah sebagai ujian dan cobaan bagi
manusia saat itu. Keduanya mengajarkan sihir, dengan maksud agar
orang-orang dapat membedakan mana sihir dan mana mukjizat. Hal ini
penting mengingat sihir di daerah Babil saat itu sudah sangat membudaya
dan membesar, sehingga mereka tidak dapat lagi membedakan antara
mukjizat dan sihir. Mereka menganggap para nabi yang diutus bukan
sebagai nabi akan tetapi tukang sihir. Allah lalu menurunkan dua
malaikat, Harut dan Marut sebagai ujian bagi manusia saat itu. Mereka
yang beriman akan tetap kokoh dengan keimanannya, dan mereka yang tidak
beriman akan teperdaya dengan sihir tersebut.
Pendapat ini
mengatakan, bahwa kata Harut dan Marut merupakan badal dari kata
‘malakain’, yang berarti dua malaikat dalam pengertian sebenarnya. Ibnu
Katsir dalam tafsirnya mengatakan, pendapat ini merupakan pendapat
Jumhur ulama salaf, termasuk juga pendapat sebagian besar mufassirin,
baik yang dahulu maupun yang belakangan.
Lalu jika ditanyakan,
kalau seandainya Harut dan Marut itu adalah malaikat, bagaimana mungkin
dia mengajarkan sihir yang jelas-jelas sangat dilarang?
Imam
at-Thabari menjawab pertanyaan ini dengan mengatakan: “Sesungguhnya
Allahlah yang telah menurunkan kebaikan dan kejahatan semuanya. Dan
Allah juga menjelaskan akibat dari semua itu kepada hamba-hamba-Nya.
Allah kemudian mewahyukan kepada para utusan-Nya untuk mengajarkan
kepada makhluk-Nya mana yang halal dan mana yang haram bagi mereka. Hal
ini seperti zina, mencuri dan seluruh perbuatan maksiat lainnya yang
diperkenalkan kepada manusia serta melarang manusia melakukannya. Dan
Sihir juga termasuk salah satu dari makna dimaksud, yang disampaikan dan
dilarang untuk menggunakannya”.
Imam at-Thabari kemudian menukil
pendapat yang mengatakan: “Mereka juga berpendapat: “Mengetahui ilmu
sihir itu tidak berdosa, sebagaimana tidak berdosanya seseorang yang
mengetahui cara membuat minuman keras, memahat patung. Letak dosa itu
manakala ia mengamalkannya dan mempraktikkannya”. Demikian di antara
pemaparan Imam at-Thabari mengokohkan pendapat keempat ini.
Imam
al-Qurthubi dalam tafsirnya menguatkan pendapat tersebut dengan
mengatakan bahwa Harut dan Marut merupakan dua malaikat yang diturunkan
menjelaskan bahaya sihir sebagai ujian dan fitnah bagi manusia. Dan
bagi Allah, lanjut al-Qurthubi, sangat berhak untuk menguji hamba-Nya
menurut kehendak-Nya, sebagaimana Dia telah menguji dengan sangat
Thalut. Karena itu, kedua malaikat itu berkata: “kami adalah fitnah
maksudnya ujian dari Allah, kami mengabarkan bahwa sihir itu adalah
perbuatan kufur. Jika kamu mengikuti nasihat kami, niscaya akan selamat,
dan jika kamu tidak mengikuti kami, niscaya kamu celaka dan binasa”.
Dalam
kesempatan lain, Imam al-Qurthubi mengatakan bahwa Harut dan Marut
itu diturunkan untuk mengajarkan kepada manusia larangan melakukan
sihir. Keduanya mengatakan: “Janganlah kalian melakukan ini, jangan
melakukan itu”, dan seterusnya.
Syaikh Thanthawi, rahimahullah,
Syaikhul Azhar sebelumnya, dalam tafsirnya at-Tafsîr al-Wasîth
menuturkan: “Jumhur mufassirin berpendapat bahwa kedua malaikat itu
adalah dalam pengertian sebenarnya malaikat. Keduanya diturunkan oleh
Allah untuk mengajarkan sihir kepada manusia sebagai ujian dan cobaan.
Hal ini untuk menolak anggapan tukang sihir saat itu yang mengatakan
bahwa para nabi itu dusta, juga mereka memengaruhi dan mengajak
orang-orang saat itu untuk menyembah selain Allah. Kemudian Allah
mengutus dua malaikat yang bernama Harut dan Marut.
Hanya saja,
keduanya tidak mengajarkan sihir kepada siapa pun kecuali keduanya
menasihati dengan mengatakan bahwa apa yang diajarkannya itu adalah
bentuk sihir yang tujuannya sebagai ujian, untuk memisahkan mana yang
mengikuti kemaksiatan sehingga ia sesat dibuatnya, dan mana yang
meninggalkan kemaksiatan sehingga ia berada dalam petunjuk dan cahaya
dari Allah. Di samping itu juga untuk menampakkan perbedaan yang nyata
antara mukjizat dengan sihir”.
Kemudian perlu disampaikan juga,
riwayat-riwayat yang berkaitan dengan kisah Harut dan Marut ini sangat
banyak. Riwayat-riwayat dimaksud datang bukan dari Rasulullah saw, akan
tetapi dari para tabi’in, seperti Mujahid, Hasan Bashri, Qatadah dan
lainnya. Tidak ada riwayat yang sahih yang langsung menyambung kepada
Rasulullah saw.
Ada satu hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad
dalam Musnad-nya yang bersambung kepada Rasulullah saw, hanya saja
riwayatnya lemah, karena di dalamnya ada rawi bernama Musa bin Jubair,
yang oleh para ulama hadis seperti Imam al-Haitsami dalam Majmauz
Zawâid dinilai sebagai rawi daif. Terlebih, menurut para ulama,
riwayat-riwayat seputar kisah Harut dan Marut yang banyak disebutkan
dalam kitab-kitab tafsir seperti dalam Tafsir at-Thabari adalah
berita-berita Israiliyyat yang tertolak.
Mengakhiri pembicaraan
Harut Marut ini, ada perkataan Ibnu Katsir dalam tafsirnya ketika
menafsirkan surat al-Baqarah ayat 102 di atas. Ibnu Katsir mengatakan:
“Kisah Harut dan Marut banyak diriwayatkan kisahnya dari sekelompok
tabi’in seperti Mujahid, as-Suddy, al-Hasan al-Bashri, Qatadah, Abul
‘Âliyyah, az-Zuhry, ar-Rabi’ bin Anas, Muqatil, Ibnu Hayyan dan yang
lainnya. Demikian juga, kisahnya banyak diceritakan oleh para mufassir,
baik yang terdahulu ataupun yang belakangan. Kesimpulannya, semua
kisah secara teperincinya merupakan kisah-kisah Bani Israil, karena
tidak ada satu pun hadis Marfu’ yang sahih yang bersambung sanadnya
kepada Rasulullah saw yang menceritakan akan hal itu. Sedangkan
Al-Quran menceritakan kisahnya secara global, tanpa penjelasan yang
panjang. Karena itu, kami mengimani apa yang ada dalam Al-Quran
menurut kehendak Allah, dan hanya Allah yang lebih mengetahui hakikat
sebenarnya. [sumber: penerbitzaman/disarikan dari Ust. Aep Saepulloh
D., MA]
Al-Mahdi, Kedatangannya Diyakini Semua Golongan
By
Admin Islampos on January 21, 2013
BAGI setiap penganut agama, konsep mesianisme atau ideologi agama yang mengajarkan tentang ‘
the ultimate salvation of human race’ (penyelamatan
akhir bangsa manusia) dari kenistaan, kezaliman dan kehancuran melalui
seorang manusia pilihan Tuhan, bukan suatu hal yang aneh dan
mengejutkan. Lima agama besar yang mendominasi dunia, yaitu Nasrani
(Kristen Protestan dan Katholik Roma), Yahudi, Islam, Hindu dan Budha,
menyatakan bahwa mereka meyakini konsep mesianisme.
Ajaran agama Hindu dan Budha memiliki figure mesianistik. Pada salah satu teks kuno India, yaitu
Visnu Purana, disebutkan bahwa di penghujung periode
kali Yuga (era terburuk dari era-era sebelumnya), akan datang seorang
kalki atau ‘Sang Penunggang’ yang merupakan
‘the tenth avatar‘ atau inkarnasi yang kesepuluh dari dewa Wisnu. Menurut catatan riwayat mereka,
Kalki akan
datang ke dunia sambil menunggangi seekor kuda putih dan menggenggam
sebilah pedang api untuk menumpas segala bentuk kejahatan dan
mengembalikan nilai-nilai kesucian.
Sedangkan menurut ajaran Budha, disebutkan bahwa Siddhartha Gautama meramalkan datangnya seorang Budha yang lain atau
the Budha to come di masa yang akan datang. Budha yang akan datang ini bernama
Mettaya (dalam bahasa Sansekerta disebut;
Maitreya), artinya adalah cinta. Menurut riwayat mereka, Sang
Mettaya akan
datang untuk menegakkan sebuah kerajaan ideal di muka bumi. Sebuah
kerajaan yang akan memerintah dengan keadilan dan penuh kedamaian.
Agama-agama
samawi atau ajaran-ajaran yang berpangkal kepada figure nabi Ibrahim
seperti Yahudi, Nasrani dan Islam juga meyakini akan datangnya seorang
Mesiah. Umat Yahudi, melalui ajaran Tanakh mempercayai akan datangnya
seorang Mesiah Tuhan untuk menegakkan agama, kerajaan Tuhan dan keadilan
di muka bumi. Demikian pulahalnyadengan umat Nasrani. Dalam ajaran
Bibel, mereka mempercayai kedatangan Yesus yang kedua untuk menegakkan ‘
The Heavenly Kingdom on Earth’ atau Kerajaan Surga di bumi dengan kebenaran dan keadilan.
Umat
Islam melalui ajaran Kitab Suci Al-Qur’an dan hadits-hadits yang
shahih dari baginda Rasulullah saw, juga meyakini akan datangnya
seorang manusia yang bergelar Al-Mahdi menjelang akhir zaman untuk
menegakkan kembali ajaran Islam dan kebenaran, menghancurkan kebatilan
dan menyebar luaskan keadilan ke seantero bumi. Bersama nabi Isa,
Al-Mahdi akan memimpin kaum muslimin untuk menerapkan Islam sebagai
rahmat bagi seluruh alam.
Meski kelima agama ini, dan beberapa
agama dan aliran kepercayaan lain sama-sama meyakini akan munculnya
seorang pemimpin dunia yang memenuhi dunia dengan kebenaran dan
keadilan; yang diistilahkan dengan Mesiah, Al-Masih, Al-Mahdi, ratu
adil dan nama-nama lain yang cukup beragam, namun bukan berarti
keyakinan semua agama dan aliran kepercayaan ini sama. Justru,
keyakinan masing-masing agama dan aliran kepercayaan tentang
detail-detail perihal Messiah atau Al-Mahdi ini sangat beragam dan
berbeda, seperti keberagaman jenis agama dan aliran kepercayaan itu
sendiri.
Perbedaan yang sangat mendasar bisa dilihat dari segi
nama, ciri-ciri fisik, masa, tempat, cara dan akidah masing-masing.
Setiap agama dan aliran kepercayaan ini memunyai tokoh yang tersendiri
untuk diketengahkan, tempat munculnya, masa munculnya, cara munculnya,
tugas-tugasnya dan untuk bangsa mana ia diutus. Pada segi ini,
perbedaan keyakinan antar berbagai agama dan aliran kepercayaan ini
sangat tajam dan terlalu mendasar, sehingga sulit untuk dicarikan titik
temu.
Adanya keyakinan akan datangnya Mesiah, Al-Masih,
Al-Mahdi, dan istilah-istilah yang serupa dengannya di dalam keyakinan
berbagai agama, aliran kepercayaan, dan budaya berbagai bangsa di
seantero dunia ini menunjukkan bahwa wacana tentangnya memang sejak
lama telah dianut oleh umat manusia, dari beragam latar belakang agama,
bangsa, bahasa, dan budaya. Ia merupakan sebuah wacana, dan bahkan
keyakinan, yang sudah sangat terkenal dan mendunia.
Umat Islam
melalui ajaran Kitab Suci Al-Qur’an dan hadits-hadits yang shahih dari
baginda Rasulullah saw, juga meyakini akan datangnya seorang manusia
yang bergelar Al-Mahdi menjelang akhir zaman untuk menegakkan kembali
ajaran Islam dan kebenaran, menghancurkan kebatilan dan menyebar
luaskan keadilan ke seantero bumi. Bersama nabi Isa, Al-Mahdi akan
memimpin kaum muslimin untuk menerapkan Islam sebagai rahmat bagi
seluruh alam.
Nampaknya, adanya keserupaaan ideologi ini dengan
keyakinan agama lain telah menjadi pintu masuk munculnya fitnah
penolakan terhadap sosok Al Mahdi dengan berbagai alasan yang tidak
logis juga tidak tidak ilmiah. Buku ini memaparkan pandangan ahlus
sunnah wal jama’ah tentang sosok Al-Mahdi sebagaimana yang dijelaskan
oleh Rasulullah saw dalam banyak haditsnya. Sungguh, Al-Mahdi adalah
hakiki dan benar-benar akan muncul di akhir zaman untuk membawa
kemenangan dan kejayaan bagi kaum muslimin, hingga matahari terbit dari
barat. [akhir zaman]
Mengapa Dajjal Disebut Al-Masih?
By
Admin Islampos on February 18, 2013
SEBENARNYA
jika orang mau berpikir sejenak saja, pasti akan menemukan kebenaran,
mengapa Dajjal disebut Masihid-Dajjal. Mengapa Dajjal disebut al-Masih?
Karena Dajjal selalu menunaikan tugasnya atas nama “al-Masih”, yang
julukan ini diberikan oleh Allah kepada nabi ‘Isa berdasarkan wahyu-Nya.
Diberikannya
julukan al-Masih kepada Dajjal menunjukkan, bahwa Dajjal akan
menunaikan pekerjaan atas nama orang suci ini, dan inilah sebenarnya
yang menyebabkan dia disebut Dajjal atau penipu, karena ia menggunakan
nama “al-Masih”, seorang Nabi dan hamba Allah yang tulus, tetapi ia
berbuat sesuatu yang bertentangan sama sekali dengan ajaran beliau.
Al-Masih
‘Isa mengajarkan bahwa Allah itu Esa, dan tak ada Tuhan selain Dia yang
wajib disembah; tetapi Dajjal mengangkat nabi ‘Isa itu sendiri sebagai
Tuhan. Selanjutnya, al-Masih ‘Isa mengajarkan bahwa semua Nabi adalah
hamba Allah yang tulus, tetapi Dajjal mengutuk semua Nabi yang suci
sebagai orang berdosa.
Mengapa demikian ? Karena jika para Nabi
Utusan Allah ini tak dikutuk sebagai orang berdosa, maka tak perlu
timbul Putra Allah yang tak berdosa, untuk menebusi dosa sekalian
manusia.
Selanjutnya, al-Masih ‘Isa mengajarkan bahwa setiap orang
akan mendapat ganjaran atau hukuman sesuai perbuatan yang ia lakukan,
tetapi Dajjal yang berkedok al-Masih mengajarkan bahwa Putra Allah sudah
cukup menebusi dosa ummat Kristen.
Al-Masih ‘Isa mengajarkan
bahwa orang kaya tak dapat masuk dalam kerajaan Surga, tetapi Dajjal
yang mengaku-ngaku al-Masih mengajarkan supaya manusia menumpuk-numpuk
kekayaan. Singkatnya, kitab-kitab Hadits menggunakan julukan “Al-Masihid
Dajjal” hanyalah untuk menjelaskan, bahwa Dajjal adalah nama lain
belaka bagi agama Kristen sekarang ini.
Nama Al-Masih dan agama
al-Masih hanyalah digunakan sebagai kedok untuk menutupi penipuan
(dajala) yang ada di belakang itu. [islampos/islamsiana]
Mana Versi Yang Benar Dalam Tempat Turunnya Dajjal?
By
Pizaro on November 23, 2012
KEMUNCULAN
Dajjal merupakan fitnah terbesar dalam sejarah umat manusia di muka
bumi. Dalam literatur Islam, disebutkan tentang sifat-sifat Dajjal,
yaitu bahwa Dajjal adalah seorang manusia yang buta sebelah matanya. Ia
pun terkenal sebagai oknum yang hebat dalam tipu daya hingga banyak umat
muslimin mengikuti jejak langkahnya saat memunculkan diri.
“Barangsiapa
yang mendengar ada Dajjal, maka hendaklah ia bersmbunyi darinya. Demi
Allah, ada seseorang yang mendatanginya dan dia mengira bahwa ia akan
tetap beriman lantas dia mengikutinya, karena banyaknya syubhat yang
menyertainya.” (HR. Imam Ahmad, Abu Daud, dan Al Hakim)
Imam
Bukhari meriwayatkan dari Abdullah bin Umar bahwa Rasulullah SAW melihat
Dajjal dalam mimpi. Beliau melukiskan “laki-laki berbadan besar,
berkulit kemerahan, rambutnya keriting, buta sebelah, matanya seperti
sebutir anggur yang menonjol. Manusia yang paling mirip dengannya adalah
Ibnu Qothn bin Khuza’ah.”
Perbincangan mengenai di mana turunnya
Dajjal memang memiliki banyak penjelasan dan versinya masing-masing.
Namun kita harus pandai-pandai dalam menyikapi dan mengumpulkan banyak
hadis guna menampilkan gambaran jernih tentang tempat turunnya Dajjal.
Dalam penelusuran lebih jauh, riwayat-riwayat yang ada tidak memberikan
informasi yang begitu rinci. Hadits Tamim Ad Dari yang diriwayatkan oleh
Fatimah binti Qais menjelaskan posisi Dajjal berada di laut Yaman.
Sedangkan janji Rasulullah SAW tentang tempat keluarnya Dajjal berada di
wilayah Khurasan. Hal ini sebagaimana yang diriwayatkan Imam Ahmad di
mana Rasulullah SAW bersabda, “Dajjal akan keluar di bumi bagian Timur
yang disebut Khurasan. Ia diikuti oleh beberapa kaum yang wajah mereka
seperti perisai yang dipukuli.”
Menurut Abu Fatiah Al Adnani dalam bukunya
Fitnah dan Petaka Akhir Zaman,
Khurasan adalah sebuah makna yang berarti tempat terbit matahari. Ia
merupakan negeri yang amat luas meliputi beberapa negeri seperti Persia,
Afghanistan, dan Turkistan. Khurasan memanjang ke Asia antara sungai
Amudariya sebelah utara serta Timur dan Gunung Hindukus sebelah selatan
serta beberapa daerah Persi bagian Barat.
Tidak hanya itu,
Khurasan juga memanjang ke beberapa negara seperti Shafad dan Sajistan.
Oleh karena itu ia dinisbatkan dengan Negara-negara besar seperi
Bukhari, Khawarizmi, Ghaznah, dan Isfahan. Dan Khurasan yang diketahui
saat ini adalah Negara Persi yang terletak di bagian Timur dan Timur
Laut Iran, yang kita ketahui bersama notabene penduduknya adalah Syiah.
Masih
menurut Abu Fatiah al Adnani, ia menyatakan bahwa sebagian penulis
tentang fitnah Akhir Zaman membagi periode keluarnya Dajjal, yang
pertama adalah Dzuhur yang berarti kemunculan dan Khuruj yang berarti
keluarnya Dajjal. Kalimat Dzuhur dimaknai sebagai fase kemunculan dan
Khuruj memiliki arti sebagai keluarnya dalam bentuk dan wujud yang bukan
aselinya, waktunya sangat panjang dan itu terjadi sebelum kemunculan Al
Mahdi.
Khuruj juga bermakna keluarnya Dajjal untuk yang terakhir
kalinya dalam bentuk fisik sebagaimana disebutkan dalam banyak riwayat
yaitu buta matanya dan bertuliskan kata
ka fa ra tepat di dahinya. Fase keluarnya ini hanya terjadi selama 40 hari dan terjadi setelah keluarnya al Mahdi.
DR. Umar Sulaiman al Asyqar dalam kitabnya
al Yaum al Akhir juga
membagi dua periode antara munculnya Dajjal dan keluarnya Dajjal. Ia
mengatakan bahwa Dajjal akan muncul dari timur dalam sebuah daerah
Persia bernama Khurasan. Ini dikuatkan dalam sebuah hadis yang
diriwayatkan oleh Tirmidzi, Ibn Majah, Hakim, Ahmad, dan Dhiya’ dalam
al-Mukhtar, dari Abu Bakar Shiddiq yang menjelaskan bahwa Rasulullah SAW
pernah bersabda, “Sesungguhya Dajjal muncul disebuah daerah di timur
bernama Khurasan. Ia diikuti oleh orang-orang yang wajahnya seperti
tameng yang ditempa palu.”
Dalam penjelasan lebih jauh, keluarnya
Dajjal yang pertama kali adalah untuk unjuk kekuatan, membuat fitnah,
teror, mencari pendukung, dan menebar propaganda bahwa dirinya adalah
tuhan semesta alam. Peristiwa ini berlangsung selama waktu yang tidak
diketahui. Selama masa ini pun Dajjal mendapatkan kemenangan dan banyak
mengalahkan musuh-musuhnya.
Dalam suatu riwayat yang menunjukkan
bagaimana proses kemunculan Dajjal pertama kali di muka bumi. Rasulullah
SAW bersabda sebagaimana yang diriwayatkan oleh Abu Umamah Al Bahili,
“Di awal kemunculannya, ia berkata: ‘Aku adalah Nabi. Padahal tidak ada
nabi setelahku. Kemudian ia memuji dirinya sambil berkata: ‘Aku adalah
Rabb kalian’, padahal kalian tidak dapat melihat Rabb kalian sehingga
kalian mati.” (HR. Ibnu Majjah. II/512-516)
Adapun keluarnya
Dajjal yang terakhir kalinya adalah pada saat pertempuran akhir antara
Dajjal dan kaum muslimin. Pendukung Dajjal saat itu bukan lagi para
Yahudi yang tinggal di Israel. Mungkin saja Yahudi Israel saat itu sudah
dikalahkan oleh kaum muslimin ketika penaklukan baitul Maqdis dilakukan
oleh Al Mahdi.
Pendukung Dajjal sendiri adalah kaum Yahudi
Asbahan yang tinggal di sebuah perkampungan Yahudiyyah. Jumlah mereka
sebanyak 70.000 orang dengan memakai topi. Dari Anas bin Malik ra, sabda
beliau SAW, “Dajjal akan keluar dari kota Yahudi Isfahan (Wilayah di
Khurasan, Iran, red.) bersama 70,000 penduduk Isfahan”. (Fath al-Rabbani
Tartib Musnad Ahmad. Ibn Hajar berkata Shahih)
“Dajjal akan diikuti oleh 70.000 yahudi dari kota Isfahan (Nan), mereka memakai Al-Tayalisah”. (HR. Muslim)
Menurut
Abu Fatiah al Adnani, keluarnya Dajjal dari arah Timur ini disebabkan
oleh kemarahan, hal itu sebagaimana yang disebutkan dalam hadis,
“Sesungguhnya Dajja akan keluar karena suatu kemarahan” (HR. Muslim dan
Ahmad dari Ibnu Umar). Adapun peristiwa keluarnya Dajjal yang kedua
kalinya adalah karena datangnya batsyatul kubra atau hantaman yang keras
berupa meteor dari langit dan munculnya Dukhan). Dan ini terjadi
setelah Al Mahdi dan kaum muslimin berhasil menaklukan Konstantin.
Dajjal Muncul Dari Segitiga Bermuda?
Adapun
mengenai pertanyaan dari masyarakat umum tentang kemunculan Dajjal dari
Segitiga Bermuda, secara jujur tidak ditemukan bukti-bukti shahih dari
Al Qur’an maupun hadis terkait kebenaran hal itu.
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam memang
pernah memberikan sinyal kedatangan Dajjal yang terkait sebuah laut. Ia
bersabda, “Ketahuilah bahwa dia berada di laut Syam atau Laut Yaman. Oh
tidak, bahkan ia akan datang dari arah timur. Apa itu dari arah timur?
Apa itu dari arah timur… dan beliau berisyarat dengan tangannya menunjuk
ke arah timur.”
Kalaulah memang Dajjal akan muncul di segitiga
Bermuda, pasti Rasulullah memakai redaksi kata “Barat” dan dengan jelas
menunjukkan lokasi laut yang dituju. Dan kita juga tidak bisa
menjustifikasi satu buah hadis untuk kemudian dibenarkan dengan
kemunculan Dajjal di segitiga Bermuda. Sebab dalam melihat persoalan
Dajjal kita harus mengumpulkan seluruh hadis sebagai penguat antara satu
hadis dengan hadis lainnya.
Kami sendiri masih meragukan
temuan-temuan yang mengatakan beberapa pesawat hilang begitu saja di
Laut Bermuda. Kita mengetahui bahwa Amerika Serikat adalah Negara yang
gemar membuat kisah-kisah mistik dan berbagai propaganda seperti UFO dan
lorong waktu yang juga mereka kaitkan dengan keberadaan segitiga
Bermuda. Jika ini tidak disikapi dengan bijak, kepercayaan semacam ini
bisa menggerus akidah umat Islam bahwa ada kekuatan yang lebih hebat
dari Allahuta’ala dalam menentukkan takdir seseorang. Padahal Allah
berfirman:
“Dan Dialah Allah yang telah menghidupkan kamu,
kemudian mematikan kamu, kemudian menghidupkan kamu (lagi), Sesungguhnya
manusia itu, benar-benar sangat mengingkari nikmat. (Al Hajj: 66)
“Mengapa
kamu kafir kepada Allah, Padahal kamu tadinya mati, lalu Allah
menghidupkan kamu, kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali,
kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikan?” (Al Baqarah: 28)
Menariknya
kisah keangkeran Segitiga Bermuda pernah dibantah oleh orang Barat
sendiri. Perusahaan asuransi laut Lloyd’s of London pernah menyangkal
misteri keberadaan segitiga Bermuda. Mereka menyatakan bahwa segitiga
bermuda bukanlah lautan yang berbahaya dan sama seperti lautan biasa di
seluruh dunia. Penjelasan tersebut dianggap masuk akal, ditambah dengan
sejumlah pengamatan dan penyelidikan kasus perihal misteri segitiga
Bermuda. Allahua’lam. (Pz/Islampos)
Delapan Ciri Kedatangan Nabi Isa
By
Admin Islampos on June 23, 2012
islampos.com—NABI
Isa AS , yang oleh orang Nasrani disebut Yesus , menjadi bahan
kontroversi antara Islam, Nasrani, dan Yahudi. Orang Yahudi mempercayai
bahwa mereka telah membunuh Isa, dan orang-orang Nasrani meyakini bahwa
Isa telah disalib dan dikubur.
Namun, kaum Muslimin meyakini
dengan jelas dan tegas bahwa Nabi Isa tidak disalib atau dibunuh,
melainkan ‘diangkat’ oleh Allah SWT. Nabi Isa akan kembali ke dunia, di
suatu masa, di akhir zaman.
Ada 33 hadis shahih yang menegaskan bahwa Nabi Isa akan kembali turun ke bumi. Bahkan, ada yang mengatakan sampai 90 hadis.
Dan, dari hadis-hadis tersebut, bisa diambil kesimpulan bahwa ada tujuh ciri kedatangan kembali Nabi Isa:
Pertama, Nabi Isa akan turun di Menara Putih, yakni Masjid Bani Umayyah di Damaskus Timur.
Kedua, Isa akan membunuh Dajjal (gembong penjahat yang mengaku sebagai penyelamat) di Dataran Tinggi Golan (Syria).
Ketiga, Isa akan bertemu Ya’juz dan Ma’juz, dan semua tokoh jahat dan pengikutnya itu akan tewas.
Keempat, Isa akan mendakwahkan agama Tauhid seperti yang dibawa oleh Nabi Muhammad maupun nabi-nabi lain sebelumnya.
Kelima, Isa akan melakukan haji dan umrah.
Keenam, Isa datang, dunia penuh keberkahan. Misalnya, sebutir buah delima bisa membuat 40 orang kenyang.
Ketujuh, setelah Isa datang, selama tujuh tahun kondisi dunia sangat aman.
Kedelapan, Nabi Isa sekarang ini belum meninggal. Dia akan turun lagi di akhir zaman untuk menegakkan Islam. [sa/islampos/rol]
Selamat Datang Di Zaman Fitnah
By
Admin Islampos on March 1, 2013
“Sesungguhnya,
menjelang terjadinya Kiamat ada fitnah-fitnah seperti sepotong malam
yang gelap gulita, pada pagi hari seseorang dalam keadaan beriman,
tetapi pada sore hari ia menjadi kafir, sebaliknya pada sore hari
seseorang dalam keadaan beriman, namun di pagi hari ia dalam keadaan
kafir. Orang yang duduk pada masa itu lebih baik daripada yang berdiri,
orang yang berdiri lebih baik daripada yang berjalan, dan orang yang
berjalan lebih baik daripada orang yang berjalan cepat. Maka, patahkan
busur kalian, putus-putuslah tali kalian, dan pukullah pedang kalian
dengan batu, jika salah seorang dari kalian kedatangan fitnah-fitnah
ini, hendaklah ia bersikap seperti anak terbaik di antara dua anak
Adam,” (yakni bersikap seperti Habil, jangan seperti Qabil-pent). (HR.
Abu Dawud (4259), Ibnu Majah (3961) AI-Fitan, Ahmad (19231), dan Hakim,
dishahihkan oleh Al-Albani).
DALAM sebuah hadits disebutkan:
“Ketahuilah, sesungguhnya fitnah itu dari sini, fitnah itu dari sini,
dari arah terbitnya tanduk setan. (HR. Bukhari (3279) Bad’ul-Khalqi,
Muslim Al-Fitan wa Asyrathu’s-Sa’ah).
Fitnah secara bahasa bisa
bermakna ujian, cobaan, bala’, bencana dan siksaan. Pada riwayat di atas
Rasulullah ~ memberikan peringatan kepada umatnya agar mewaspadai
adanya satu fitnah yang bisa menggoncang keimanan mereka.
Penggambaran
fitnah laksana potongan malam yang amat pekat itu menunjukkan betapa
berat dan berbahayanya fitnah itu. Ini merupakan peringatan penting bagi
setiap muslim, bahwa banyaknya fitnah yang menyebabkan seseorang murtad
merupakan tanda dekatnya akhir zaman. Untuk skala lokal, barangkali
yang paling nyata adalah fenomena kesulitan hidup, problem ekonomi,
kemiskinan dan kesengsaraan yang menyebabkan seseorang dengan mudah
menukar agamanya. Kesulitan hidup karena faktor alam dan politik kotor
manusia, seringkali menjerumuskan banyak orang dalam kekufuran. Godaan
dunia bisa terjadi dalam bentuk harta, wanita dan kedudukan yang dikemas
sedemikian menggiurkan bagi siapapun untuk mencicipinya. Sehingga
siapapun yang tidak memiliki ketahanan iman, sangat mungkin merubah
imannya dalam bilangan hari.
Adapun dalam skala luas – sebagaimana
yang disebutkan dalam riwayat di atas (tentang munculnya fitnah dari
timur), maka hal itu telah terbukti dengan realita yang ada. Kawasan
timur yang meliputi Khurasan (terkhusus Iraq) merupakan pusat Fitnah.
Dari Irak dan kawasan sekitarnya muncul berbagai sekte dan ideologi
sesat. Kelompok Mu’tazilah, Khawarij, Syi’ah, Bathiniyyah, Qadariyyah,
Jahmiyyah, Mazdakiyyah, Hindu, Budha, Qadiyaniyyah, Baha’iyyah, Ateisme,
banyak muncul dari wilayah tersebut. Dan dari sekitar kawasan Timur itu
pula kelak akan m uncul Dajjal serta Ya’ juj dan Ma’ juj.
Dalam
sejarah para salaf juga membuktikan bahwa negeri kawasan timur (Iraq dan
sekitarnya) merupakan ajang bermunculannya fitnah. Salah satu fitnah
yang pemah diberitakan oleh Nabi adalah kemunculan Khawarij. Rasulullah ~
bersabda:
“Akan muncul suatu kaum di akhir zaman, usia mereka
muda-muda, pikiran mereka bodoh-bodoh, mereka mengucapkan sebaik-baik
ucapan makhluk, tetapi keimanan mereka tidak melampaui tenggorokan,
mereka keluar dari agama sebagaimana anak panah yang keluar dari busur.
Di mana pun kalian menjumpai mereka, bunuhlah mereka, karena pembunuhan
mereka itu berpahala pada hari Kiamat bagi yang membunuh mereka. (HR.
Bukhari (6930) Istabatul-Murtaddin dan Muslim (1066) Az-Zakat)
Mereka
ini telah muncul sebagaimana yang dilukiskan dalam riwayat -riwayat
tersebut dan diperangi oleh Ali ~ Demikian pula fitnah dalam bentuk
peperangan antara kaum muslimin, sebagaimana yang terjadi antara sahabat
Ali ~ dan Mu’ awiyah juga antara sahabat Ali dan lbunda A’isyah. [akhir
zaman]